Libur telah tiba.. Libur telah
tiba.. Hore..Hore.. Hore..
Itulah senandung masa kecil yang
mungkin sering kita dengar ketika masa liburan telah tiba. Selama liburan
enaknya ngapain ya guys? pastinya,
belibur lah ya.. Nah, kalau mau mencari tempat liburan yang asik, mending
datang ke Trans Studio aja guys. Sekarang
kamu gak perlu repot – repot terbang jauh ke Makassar untuk bisa menikmati
wahana hiburan ini, karena wahana ini sudah terdapat di daerah Bandung.Wah deket banget
kan guys.
Pintu Masuk Trans
Studio Bandung
Sumber : liburmulu.com
Kamu gak perlu takut kepanasaan
atau pun kehujanan guys, karena namanya juga Trans Studio pastinya wahana
bermain ini berada di dalam studio. Dan kamu tahu gak si guys, kalau ternyata Trans
Studio ini bukan hanya wahana permainan indoor
terbesar di Indonesia loh, melainkan juga di dunia. Wow… gak perlu jauh – jauh pergi
ke luar negeri ya guys, cukup di Bandung aja.
Jika kamu mau kesini, ada
beberapa info yang akan saya kasih tau nih guys. Trans Studio Bandung ini buka
setiap hari, jika weekday (Senin –
Jum’at) tempat ini buka mulai dari jam
10 pagi hingga 9 malam, jika weekend (Sabtu – Minggu) tempat ini buka
mulai dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam. Sekarang udah bisa kira – kira ya
guys mau datang kesini jam berapa dan
hari apa. Saya saranin sih mending weekday
aja guys, karena kalau weekend pasti
rame banget dan harus ngantri lebih panjang.
Harga tiket masuk Trans Studio
Bandung ini juga gak terlalu mahal kok guys, kalau dibandingin wahana – wahana
permainan kelas dunia lainnya. Jika weekday
(Senin – Jum’at) harga tiket 170.000 rupiah, jika weekend harga tiket 270.000 rupiah, dan jika kamu gak mau ngantri
lama kamu bisa menggunakan VIP accses
guys, yaitu jalur khsusus yang terpisah denga antrian reguler. Tapi kamu
harus menambah biaya sebesar 250.000 rupiah ya guys. Cukup murah untuk wahana
permainan indoor terbesar di dunia ya
guys
Gedung Trans Studio
Bandung
Sumber : alkisahikmah.blogspot.com
Trans
Studio ini memiliki 20 wahana permainan yang bisa kamu coba guys, dan 20 wahana ini dibagi ke dalam 3 kawasan. Yang
pertama Studio Central, studio ini bertemakan boardway dimana terdapat 10
wahana permainan seperti, Yamaha Racing Coaster, Giant Swing, Trans City
Theatre, Indosat Galaxy Vertigo, Science Center Dunia Anak, Super Heroes 4D The
Rides, Sibolang The Rides, Broadcast Museum, dan Dunlop Trans Car Racing.
Studio Central
Sumber :
sebandung.com
Kemudian kawasan kedua bernama
The Lost City, di kawasan in terdapat 4 wahana permainan yaitu Kong Climb,
Amphitheater, Jelajah, dan Sky Pirates. Dan kawasan terakhir bernama Magic
Corner. Di kawasan ini setidaknya terdapat 6 permainan yang bisa kamu nikmati
guy, seperti Negeri Raksasa, Special Effect Action Show, Black Heart’s Pirate
Ship, Dunia Lain, Dragon Raiders, dan Pulau Liliput.
Kamu pasti bingung ya guys kalau
cuma disebutin namanya aja, saya deskripsiin sedikit deh guys wahana – wahana
yang wajib banget kamu kunjungi kalau ke Studio ini. Yang pertama, Yamaha
Racing Coaster ini adalah roller coaster yang diatur dengan kecepatan 120 KM /
jam guys, wah pasti memacu adrenalis banget ya, deg – degan banget nih kalau
naik ini, lalu ada Giant Swing disini kamu dapat menikmati pendulum yang
berputar-putar di ketinggian 18 meter, hati – hati buat kamu yang phobia
ketinggian jangan naik ya, hihi
Yamaha Racing Coaster
Sumber : infojalanjalan.com
Selanjutnya
Kong Climb, disini kamu akan memanjat tebing setinggi 15 meter untuk mengambil
permata, waaah sayang banget ya guys bukan batu cincin hahaha. Lalu di wahana Negeri
Raksasa, kamu seolah – seolah berkunjung ke negeri awan dan dijatuhkan dari
ketinggian 20 meter, haha gimana rasanya tuh ya guys, dan wahana Dragon Raiders
yang akan mengajak kamu berpetualang sambil menaiki naga haha biar kayak di tv
tv guys.
Kong Climb
Sumber : coasterfriends.de
Banyak banget sebenernya wahana
seru yang bisa saya jelasin, tapi akan lebih seru lagi kalau kamu kesini dan
menikmati sendiri wahana permainannya. Iya gak guys?
Well, kalau kamu mau datang kesini lelah banget pasti kalau cuma
dateng terus pulang lagi. Terlebih untuk kamu yang rumahnya jauh. Nah, mending
kamu nginep aja guys. kamu gak perlu jauh – jauh dari Trans Studio karena
Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung juga udah ada hotel guys. Salah satu hotel
yang saya rekomendasi buat kamu adalah hotel Ibis Bandung Trans Studio. Untuk
penawaran harga yang menarik Anda bisa langsung
cek akomodasi di Bandung.
Hotel Ibis Bandung
Trans Studio
Sumber : Traveloka
Kenapa saya merekomendasikan
hotel ini, karena kamar di hotel ini memiliki desain yang minimalis, dan banyak
menggunakan furniture kayu yang berwarna natural. Ya guys, kamar – kamar di
hotel ini di cat dengan warna putih, dan furniture – furniture yang berwarna
senada dengan lantai, yakni soft gold. Hal ini bikin kamu bakal ngerasa nyaman
guys, karena merasa seperti di rumah sendiri.
Sumber : Traveloka
Kalau kamu masih merasa kelelahan
dan istirahat semalaman rasanya gak cukup, di hotel ini juga tersedia layanan
pijat kok guys. Habis seru – seruan main di Trans Studio, pulang menginap di
hotel, istirahat dengan nyaman, di pijat pula.
Hmm, endeess! Tapi fasilitas di hotel ini gak cuma layanan pijat aja kok
guys, fasilitas di hotel ini tidak jauh berbeda dengan hotel pada umumnya.
So, gimana guys, tertarik buat
menghabiskan liburan di Trans Studio dan hotel Ibis ?
posted in
Rasanya miris sendiri lihat blog nggak pernah update padahal bahannya super banyak. Efek mindset saya kekeuh pengen posting semua hal seputar pernikahan dulu, biar runtut, padahal hingga hari ini belum kelar ngumpulin file foto dari berbagai pihak. Nggak tau kenapa, malam ini sepulang dari acara syukuran kemerdekaan, tau-tau saya kebelet posting pakek banget. Gara-gara banyak denger cerita seputar sejarah, dan saya nggak pengen moment-moment berkesan yang pernah terjadi di kehidupan saya cuma jadi kenangan tanpa cerita dalam bentuk tulis maupun foto. Paling nggak kan tujuannya buat pribadi, blog emang media paling tepat buat saya yang suka pelupa ini ehehe (tuh kan, sambutan kemerdekaan aja bisa ngefek begini buat semangat anak bangsa haha).
Saya scroll-scroll gallery foto di 2016 dan memutuskan buat cerita tentang pembubaran panitia resepsi dan ulang tahun ke 21 saya yang jatuh di 29 mei kemarin. Hmmm... udah hampir 3 bulan yang lalu sih, tapi yuk ghee gapapah tetep tulis, keburu kamu lupa kalo semakin di tunda-tunda ~
Jadi semua bermula dari resepsi saya di 21 Mei yang serba handmade dan buat sendiri (antara kreatif dan ngehemat ya sist? ehe. Maklum masih usia merintis). Selain serba bebikinan sendiri, kita juga nggak pakek WO maupun vendor, yang alhasil bikin kita harus menggerahkan pasukan keluarga dan teman untuk ikut serta terlibat dalam acara kita. Seriusan saya terharu biru gitu ngelihat orang-orang dengan sukarela mau ikut berpartisipasi ruwet-ruwet buat mensukseskan acara di 21 mei tersebut. Tapi... detail cerita perintilan resepsi bakal saya post terpisah aja lah, soalnya ceritanya panjaaaaaaang, dan stock fotonya banyak wqwq.
Nah, karena saat hari H, tim super ini pada sibuk ruwet-ruwetan ngurusin pernikahan, akhirnya mereka pada curhat kalo kemarin super sibuk jadi kurang bisa ngerasain acaranya. (nah itu nah, catet! melibatkan keluarga dan teman dalam acara efeknya begini.) Tapi.... efek negatif kan ada bukan buat di sedihin, tapi buat di cari solusinya yang melegakan segala pihak #lagibijak.
Kamipun bikin rencana baru buat ngadain pembubaran panitia sekitar seminggu setelah acara, dimana ibu (mertua saya) bakalan masak segala macam makanan persis kayak waktu resepsi. Kita juga bakalan ngedekor halaman belakang rumah nangka (sebutan rumah keluarga mas hanif karena emang letaknya di jalan nangka haha) juga di sulap gimana caranya seakan-akan lagi resepsi. Photobooth di adakan kembali, karena kemarin panitia nggak puas foto-fotonya, untung photoboothnya produk keluarga nangka, jadi bisa bebas mau di adain lagi atau engga (bisa lah, kalo butuh jasa photobooth kabari saya #promositipis). Dan...... saya dan mas hanif akan menggunakan baju resepsi lagi. Wohohoho, kayak resepsi ulang tapi dengan tamu yang isinya kumpulan orang-orang terdekat, sepertnya bakalan lebih hangat dan seru.
Tau nggak, kayu itu buatan sendiri loh.. Hasil karya para lelaki nangka. Mulai dari mas hanif, para sepupu, om, pakde semua rombongan bikin ini. Baru digarap H-2 resepsi sepertinya.
Beberapa barang seperti biasa supported by helloappleberry.com ehehe
Sekitar abis maghrib orang-orang udah pada kumpul di rumah. Make up kali ini yang nge-handle ibu mertua yang serba bisa, mulai urusan dapur hingga wajah. Haduh, ghea berasa butiran gula (baca, gula ya, gula. Meski butiran pun tetap manis kan, ehehe minta di hajar banget ghe, sok merendah masih aja ada pujian untuk diri sendiri haha, bercanda..) terus masalah kerudung di handle oleh lingga. Ternyata kombinasi make up ibu dan kerudung ala lingga bagus loh, tau gitu dulu ga usah ke salon ya, sekalian di benerin mereka aja (kan bisa lebih hemat wkwkw) #dimusuhinmbaksalon.
Acara pertama kita puter ulang vidio selama acara tapi yang masih raw banget, ga di edit yang gimana karena ini baru seminggu pasca acara kan, ga sempat. Jadi cuma ngegabung semua bahan vidio, justru karena masih raw jadi banyak hal yang bikin ngakak karena nggak ada sensor. Ohya, kita bahkan nontonnya pakek LCD biar kaya layar tancap.
Selanjutnya kita makan-makan masakan ibu yang super yummy, makan juga sambil lanjutin nonton vidio sih. Abis karena ga di edit, jadinya kan panjaaaaaaaang banget. Selama pemutaran film, hampir semua pada heboh ceritain masalah masing-masing dan kebolehan mereka saat di acara. Berbagai cara masing-masing mengatasi kendala saat hari H, inisiatif pribadi yang super kocak, sampe hal-hal perintilan yang tetep bisa mancing tawa. Semua merasa berperan, dan itu emang goalsnya. Acara yang semula cuma punya berdua jadi acara bersama.
Kelar bercengkrama, acara ganti lagi ke halaman belakang buat sesi foto-foto. Beragam gaya di cobain. Foto satu persatu sampe ramean juga di cicipin sampe sekitar jam 11an. Hari itu sebenernya saya udah super duper capek setelah sepagian banyak acara terus langsung di lanjut bantu-bantu tipis-tipis di nangka (dibilang tipis-tipis karena saya datang telat. Duh ghe kebanyakan acara sih. Sungkan sih aslinya begitu datang udah pada kelar. Tapi kadang ketika dihadapkan pada beragam prioritas susah juga ngebagi secara adil) #ehgheacurhat.
Para bude dan tante jagoan neon, yang sangat berkontribusi di nikahan kemarin. Ngebantunya totalitas sekali. Mulai dari dapur, souvenir, dan konsumsi di handle para ibu perkasa ini.
Diantara semua keluarga nangka, ini yang paling heboh, keluarga om hari ini menjuluki dirinya sendiri dengan keluarga cetaaar.
Efek terlalu lelah itu pula, jam 11 lebih saya udah super duper tepar dan nggak bisa sok kuat buat ngobrol bareng di luar. Mata udah mau mejem, badan kayak capeknya masa persiapan dan resepsi belum kelar, perut kayaknya masuk angin. Udah aja saya chaw pamitan ke sofa di dalam rumah, buat sekedar sender-sender santai.
Nggak lama ibuk datang dan kita ngebahas seputar sinom. Membandingkan sinom buatan nenek yang super lezat dibandingkan sinom yang kita beli di pinggir jalan hari itu. Agak lama mas karpet datang bawa kamera, saya ga ada feeling apa-apa sama sekali sampai kemudian lampu di luar padam dan terdengar nyanyian 'Happy Birthday to You" dari luar. Ibuk ngajak saya keluar dan awalnya saya malu parah, salting gitu sampe mau balik masuk lagi ehehe.
Suer nggak nyangka bakalan dibuat surprise, soalnya kan ultahnya masih besokannya. Dan... kayaknya saya udah gede buat di ajakin main surprise2an. Udah 21 men, astagaaa. Bahkan sampe sekarang kalo ada orang nanya umur, saya masih suka salah bilang 17 tahun #itumahkamugataudirighe. Eh kok nggak taunya udah 2-1 aja.
Kejutan sederhana, dengan kue cheese cake yang diberi lilin. Lalu make a wish dan meniup lilin. Setelah itu yang priceless banget adalah.... mas karpet ngerekam semua wishes dari seluruh saudara buat saya. Satu persatu di rekam. Doa emang sesuatu yang nggak ternilai banget yah.. Cek vidionya disini. Bonus muka lelah saya sebagai pembuka vidio, vidionya di editin sama suami tersayang (ups main sayang-sayangan di publik)
Intinya sih malam itu saya bersyukur banget terdampar di keluarga super ini. Super rame, super kreatif, super gokils, super heboh. Yang meski baru sebulanan bareng udah bikin saya sayang ke satu-persatu personilnya. Yang punya kebiasaan positif kirim doa (baca yasin) bersama tiap seminggu sekali. Dimana dampaknya selain belajar ngaji kita juga memperkuat silaturahmi. Pokoknya alhamdulillah lah.
Duh, ghea terharu lagi tiap lihatin vidio ini. Semoga semua doa baik dari mereka di ijabah oleh Allah, dan persaudaraan ini semakin erat lagi.
Terimakasih banyak untuk keluarga dan segenap pantia di resepsi G+H, i wuff you all!
Mwaa,
ghea safferina adany
posted in
Meski rentetan cerita #NewChapter masih belum kelar, tapi saya yang memang pada dasarnya blogger abal-abal yang nulis based on mood, masih kehilangan semangat nulis hal-hal newchapter soalnya banyak fotonya yang masih nyebar disana sini dan belum sempat ngumpulin. Jadilah, hari ini saya mau post hal lain di luar #NewChapter daripada skip semua moment-moment yang harusnya ke post cuma gara-gara stuck di satu post.
Jadi sudah menjadi rutinitas di Keluarga Moechtar, keluarga dari Ibu Mas Hanif, untuk melakukan pembacaan yasin keliling setiap minggu, jadi misal hari ini di rumah tante, minggu depan di rumah bude, terus rumah om, dan muter aja terus gitu. Nah, karena sekarang saya dan mas hanif udah menikah (cia cie cia cieee), otomatis saya juga jadi bagian dari habit positif ini, alhamdulillah. Meski dulu pas awal-awal sering banget absen karena acara kirim doa mingguan ini diadakan di hari kamis ba'da maghrib sedangkan saya jam segitu harus kuliah, baru deh akhir-akhir ini jadi demen bolos karena acara kumpul bareng keluarga lebih enak daripada harus belajar malam-malam (...alesan ghe, sok abis menikah jadi demen bolos padahal mah dari dulu juga demen). Nah, karena lagi ramadhan jadi acara sebulan ini diadakan sore, hari biar sekalian buka bersama.
Kebetulan kamis kemarin, yasinan-nya di turen yang mana kalo dari malang lumayan jauh jaraknya, jadi harus berangkat lebih awal. Kita mulai otw sekitar jam 2 kurang, sengaja mau datang lebih awal aja biar bisa selo-selo disana. Dan bener aja, orang berangkat jam segitu, kita sampe di lokasi pas sama adzan ashar. Masih banyak waktu menuju maghrib, bisa selo-selo beneran deh :')
Sambil nunggu tim komplit, mas hanif ngajak jalan-jalan di sekitar tempat tinggal bude dan pakde, tempatnya sejuk dan ijo dimana-mana, apalagi abis ujan, wihi seger bangeeet. Apalagi jalannya sama suami jadi makin seger banget eeuuwww. Efek abis ujan juga, sebenernya tanahnya jadi becek dan ledok, tapi ya bodoamat, tetep happy jalan di lumpur-lumpur.
Waktu di sawah di gombalin tipis-tipis sama mas hanif, dengan dia nyanyi lagunya PLAIN WHITE T'S yang "1, 2, 3, 4", liriknya bikin haha hihi mesam mesem tiada henti (halah). Giliran saya vidio-in malah nervouse :p Apalagi kalo disenyumin, langsung buyar nyanyinya haha :p
Dadakan aja ngevidio pakek kamera digital seadanya dengan tripod tangan yang di tahan ke badan biar ga terlalu shaking, meski juga tetep goyang dikit-dikit sih ini mah, mungkin efek lagi puasa jadi tangannya goyang goyang tipis (tuhkan kembali cari alasan).
Abis nyanyi-nyanyi di bawah pohon, eeeaaa, kita terus jalan ke agak tengah buat foto-foto. Gini ya, pacaran setelah menikah meski cuma ke sawah udah bikin happy sekali. Digombalin sedikit udah gemas, padahal dulu mah ga ngebayangin kalo mas hanif tipe kayak gini. Dan saya menter sama segala gombalan, biasanya malah geli. Lucu deh pokoknya rasanya, ketika kenal juga belum lama, tau sifatnya belum banyak, tapi nekat mau tumbuh bareng. Cuma modal percaya sama Allah aja.
Bener aja, selama sebulan lebih belajar saling mengenal ini dikasih Allah kejutan banyak banget.
Dan pas di perjalanan pulang, kita ketemu dua anak kecil yang kalo ngomong polos banget tapi sekalinya ngeledekin jagoan. Awalnya cuma teriak-teriak ngingetin kita biar ga nyemplung ke sawah. Terus waktu kita mau balik ngajak foto bercanda, saya respon, eh sumringah. Bahkan pas udah mau balik, mereka juga minta di nyanyiin lagu segala, yang pada akhirnya kita jadi berhenti buat ngeladenin dua bocah itu. Dengan sisa-sisa batre yang ada, alhamdulillah berhasil ke record, yeay
Ternyata, bahagia bisa sesimpel nunggu acara sambil ditinggalin ke sawah, pacaran tipis-tipis, ngobrol ringan sambil saling ngegoda (karena kalo udah suami istri kayaknya salah satu goals dan ladang pahala adalah ngebahagiain satu sama lain), terus sosialisasi sama semua orang yang di temuin sepanjang perjalanan.
Terimakasih mas hanif buat sore harinya, wuff you so much!
posted in
Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh keluarga saya dam mas hanif adalah melakukan pertemuan keluarga dalam rangka meng-khitbah, atau istilah kata sih kayak lamaran gitu. Saling kenalan keluarga sembari 'nakokno' (atau menyampaikan maksut baik). Katanya kalo udah sama-sama bagus istikhorohnya maka harus disegerakan, dan dipilihlah tanggal 8 november setelah melakukan perundingan beberapa pihak.
Yang saya inget banget pas masa-masa khitbah ini perantara komunikasi adalah mbak firda, adeknya mas hanif. Dikarenakan kita sama-sama pengen berusaha membatasi komunikasi biar nggak jatuh cinta duluan akibat keseringan chattingan. Ngobrolnya yang semula lewat WA di ganti lewat email itupun khusus bahas hal-hal yang sifatnya penting, kayak sharing visi misi, tanya pendapat akan suatu hal dan lain sebagainya. Kan sayang juga kalo udah ngerelain patah hati tapi ngulangin hal yang sama lagi buat kedua kalinya, keseringan chat hingga terbiasa ada.
Jadilah lucu gitu step-step komunikasinya. Mbak firda kadang kalo udah gemas akhirnya bilang 'Duh kalian ini nyusahin aku aja, ngomong langsung kek kan cepet...', tapi ngomongnya sambil ketawa dong, bukan kesel beneran. Kan mbak firda baik hati sekali (eeaaaq).
Pas menjelang lamaran ini kebetulan saya lagi Ujian, padahal banyak yang harus disiapin mulai beresin rumah sampe nyiapin makanan, tapi saya malah masih kudu belajar demi ujian hikz. Belum kerjaan kantor yang juga lagi hetic-heticnya saat itu. Sesuatu banget lah pokoknya kalo saya inget lagi, berasa segala hal lagi minta diprioritaskan. Jadi sabtu malam saya masih ada ujian sampe jam 9 malam, terus sampe rumah langsung ngebut nyiapin acara besok hari. Selama di kampus saya sok-sokan santai nggak ada apa-apa padahal aslinya sambil ngerjain ujian sambil nervouse bayangin besok bakalan kayak apa.
Minggu pagi saya udah mules-mules nervouse. Sumpah rasanya ini lebih mendebarkan daripada harus maju buat pitching di depan banyak audience, lebih bikin ketar-ketir ketimbang lagi nunggu pengumuman awarding night. Tingkah saya udah makin aneh aja mendekati jam 10, jam yang disepakati oleh kedua keluarga sebagai jam dimulainya acara. Ketika satu persatu sodara dari pihak saya berdatangan saya cuma bisa cengar cengir dan senyum aja sambil sesekali salah tingkah. Masih sodara saya aja udah begitu, gimana kalo keluarga dari pihak mas hanif coba?
Hal yang berputar-putar dipikiran saya adalah, ' Sumpah ini beneran mau ketemuan dua keluarga? astagaaaaa saya harus bersikap gimana nanti? kalo di tanyain ini itu jawabnya apa kya kyaaa?', saya juga kepikiran 'kayaknya beberapa bulan yang lalu nggak ada plan buat begini-beginian deh, wallahualam kok hari ini udah mau lamaran aja sih'.
Bahkan yang paling epic, pas keluarga mas hanif dateng, saya bukannya nyambut tapi malah ngacir ke toilet dan rasa-rasanya ga pengen keluar hahaha, duh aduh gheeee~ dimana mental 'wes mboh pokok maju ae itu?' udah kayak bukan ghea yang biasanya meski ga punya persiapan pas di suruh maju buat ngomong di depan orang banyak juga pede-pede aja langsung maju, meski sering juga berakhir haha hihi di depan karena nggak tau harus ngomong apa. Ini padahal cuma beberapa orang, ga di suruh ngomong apa-apa, tapi nervousenya itu nggak bisa di jelasin. Lucu banget nginget-nginget itu, berasa ghea cupuu sekalii~
Ini beberapa foto pas keluarga mas hanif datang, di fotoin dek fila. Saya dimana? Di toileet~
Setelah menata mental (...dan juga hati), saya keluar dari toilet dan semua sodara-sodara udah pada masuk, jadilah saya salaman ke satu persatu. Beberapa celetukan yang keluar "wah masih kecil yaaaa ghea emang", dan selebihnya ngegoda-goda gitu. Yang bisa saya lakukan cuma senyam senyum aja. Salting? Adeuh nggak usah di bahas, itu mah pasti. Pokoknya pas itu tingkah saya nggak ghea banget.
Saya lupa urutannya tapi inti dari pertemuan hari ini adalah saling kenalan antar kedua keluarga. Keluarganya mas hanif menyampaikan maksut baik untuk 'melamar' saya dan di jawab oleh pihak keluarga dari saya. Acaranya juga ngalir aja diselingi guyon-guyon santai, bukan yang acara resmi gitu. Ohya omnya mas hanif dari ibu, datang lengkap loh! Bahkan yang dari semarang juga hadir. Dari obrolan sekilas, saya nyimpulin kalo mereka sekeluarga kreatif semua, ibu satu-satunya anak perempuan yang di apit oleh beberapa laki-laki multitalent. Kebanyakan dari mereka geraknya di bidang wirausaha dan kreatif, jadi ya enak aja ngobrolnya kemarin, nyambung sekali.
Abis gitu pemasangan cincin sebagai simbolis aja sih, dipasangin sama ibu mertua (cieee waktu itu sih masih calon ehehe). Dalam khitbah kan intinya ada di saling menyampaikan maksut baik dan menerima, lalu mempertahankan komitment sampai akad. Buat perkara cincin ini sih cuma simbolis aja.
Abis itu ramah tamah, makan-makan sembari ngobrol-ngobrol. Waktu itu saya banyak kenalan sama (calon) tante-tante saya, terus main sama dek zahwa, selfie-selfie sama adeknya mas hanif dan sepupunya. Obrolannya juga beragam banget, mulai tanya-tanya gimana kuliah saya, kerjaan, dulu di jakarta gimana, kok pulang ke malang, kenal sama mas hanif gimana, dkk. Sekitar abis dzuhur acara udah kelar.
Setelah keluarga mas hanif pulang, saya masih berasa nggak nyangka kalo I already engaged. Kurang lebih satu setengah bulan setelah chat, tiba-tiba saya udah lamaran aja. Padahal saat lamaran saya belum tau banyak tentang mas hanif. Saya juga baru (agak) sering ngobrol ya setelah istikhoroh itu, eh kok udah tunangan aja saya... Gitu ya, kadang hidup emang punya alurnya sendiri yang diluar prediksi kita.
Ohya, yang bikin saya kaget dan senyam-senyum adalah beberapa hantaran dari keluarga mas hanif yang desainnya 'ghea banget'. Semua ini bener-bener di luar prediksi saya dan sama sekali nggak kebayang, jadi berasa surprise banget. Padahal mas hanif berhubungan sama Ghea juga baru berapa bulan, tapi kok ya bisa-bisanya bikin yang begini, kayak udah ngerti ghea lama.
Semua kue-kue yang dibawa diberi sticker dengan tulisan 'Ghae Ghea', yang pas awal saya ngebacanya 'Ghea Ghea', baru ngeh pas keluarga Mas Hanif pada pulang, terus om saya bilang " Kepikiran banget sih hanif ini bikin tagline Ghae Ghea (yang dalam bahasa indonesia itu artinya Untuk Ghea)", OHIYA itu GhaeGhea bukan GheaGhea! Sayapun cengengesan sendiri begitu sadar. Kue-kue yang dibawa juga unyu dan menggemaskan (ngerti aja sih saya suka sama yang unyu-unyu).
Malam hari sekelar acara saya mikir lagi tentang betapa baiknya Allah dengan semua kejutannya. Yang awalnya saya merasa sedih karena dikasih jalan yang nggak sesuai sama apa yang saya mau pelan-pelan mulai sadar kalo Allah itu emang pengatur sekenario terbaik. Allah mungkin tau, kalo yang saya pengenin itu ya begini ini. Seriusan malam itu saya kayak terharu gimana gitu, soalnya udah lama saya nggak ngerasain kejutan bahagia macam gini. Dari orang yang baru mengenal saya tapi rasa-rasanya udah tau banget sama style saya, kesukaan saya, dan hal-hal yang membuat saya bahagia. Perantara datangnya kebahagian dari Allah kali ini adalah melalui Mas hanif dan keluarga.
Saya juga ngerasa seneng menjadi calon keluarganya mas hanif yang mana mereka seru banget, heboh-heboh unyu. Alhamdulillah juga insyaAllah kita sekufu, jadi nggak perlu penyesuaian yang terlalu gimana karena kayaknya kebiasaan keluarga, modelan, dan gaya hidupnya juga memper-memper mirip.
Pelajaran yang saya ambil adalah, dalam setiap keadaan yang kita sukai maupun tidak, tetap harus berbaik sangka kepada Allah. Bahwa Allah-lah yang lebih mengetahui. Pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian. Dan kata AaGym, orang beruntung adalah yang paling pandai mengambil hikmah di balik setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya.
Bismillahirrahmanirrahim,
Salah satu langkah pertama menuju pernikahan sudah kami lewati.
Khitbah berarti harus lebih menjaga. Setelah khitbah, saya yang selama 20 tahun ini masih takut mulu kalo harus naik motor di jalan raya, mendadak bisa. Gara-gara termotivasi mas hanif yang katanya 'selalu berusaha tidak berkhalwat dengan yang bukan muhrim', termasuk di dalamnya berboncengan, dia lebih membatasi gitu, misal pernah-pun ya karena kondisi, daripada saya yang emang sering banget, meski juga karena kondisi tapi salah saya sendiri ga mau nekat naik motor sendiri. (Hayoloh ghe hayolooohhh~)
Saya, yang selama ini sering nebeng sana sini berasa kudu berkaca banget. "Kok Allah bisa-bisanya ngasih saya calon yang begitu menjaga diri, ngga pacaran, ngga salaman, sementara saya masih begini." Akhirnya setelah nekat, mulai dari khitbah sampe akad insyaAllah saya udah nggak pernah lagi boncengan sama yang bukan muhrim ehehe. Pencapaian terbesar saya selama 20 tahun.
Dan ketika abis khitbah ini di pengajian lagi bahas hubungan sama yang bukan muhrim, katanya case sesederhana naik motor bareng tanpa ada interaksi fisik apapun, nanti orang tuanya di kasih batu krikil dari neraka dan disuruh megang terus selama anaknya sedang berboncengan. Kalo biasanya saya denger gitu cuma istighfar sambil tetep aja ngulangin hal yang sama karena ga bisa naik motor. Kali itu beda, saya langsung pasang komitment buat 'Pokoknya kudu nekat langsung', di tambah sadar diri kudu berebenah. Allahuakbar, sekali coba langsung bisa. Allah maha baik yaah.
Ohya semua tulisan saya seputar #NewChapter ini sebenarnya hanya untuk pengingat saya, jurnal pribadi. Kalo ternyata kemarin di Chapter 01 jadi rame banget, itu diluar prediksi sekali. Sama sekali nggak nyangka. Malu dan agak sungkan karena kisah pribadi jadi bacaan publik. Tapi semoga bisa diambil hikmahnya, karena dengar-dengar ada banyak yang mendadak putus dan ada juga laki-laki yang jadi langsung melamar begitu baca, terus yang jomblo2 pada chat dan email bilang kalo udah nggak akan galau lagi dan fokus sama masa sekarang dulu. Nggak nyangka, bisa jadi begitu.
Tapi... ingat, jalan cerita setiap orang akan berbeda-beda. Jangan sampai jadi melakukan pembanding-bandingan kondisi diri lalu kepengen dapat kisah yang sama. Apapun keadaannya, kita ada di posisi terbaik menurut Allah. Yang belum menemukan jodohnya, jangan galau. Berarti masih di kasih kesempatan Allah buat belajar lebih lama dari saya, jangan terus jadi baper. Ambil hikmahnya aja yah, karena saya nggak ada niatan lain-lain selain sharing. Semoga niatan saya juga akan selalu lurus. Amin...
Sampai jumpa di chapter 03!
Pas menjelang lamaran ini kebetulan saya lagi Ujian, padahal banyak yang harus disiapin mulai beresin rumah sampe nyiapin makanan, tapi saya malah masih kudu belajar demi ujian hikz. Belum kerjaan kantor yang juga lagi hetic-heticnya saat itu. Sesuatu banget lah pokoknya kalo saya inget lagi, berasa segala hal lagi minta diprioritaskan. Jadi sabtu malam saya masih ada ujian sampe jam 9 malam, terus sampe rumah langsung ngebut nyiapin acara besok hari. Selama di kampus saya sok-sokan santai nggak ada apa-apa padahal aslinya sambil ngerjain ujian sambil nervouse bayangin besok bakalan kayak apa.
Minggu pagi saya udah mules-mules nervouse. Sumpah rasanya ini lebih mendebarkan daripada harus maju buat pitching di depan banyak audience, lebih bikin ketar-ketir ketimbang lagi nunggu pengumuman awarding night. Tingkah saya udah makin aneh aja mendekati jam 10, jam yang disepakati oleh kedua keluarga sebagai jam dimulainya acara. Ketika satu persatu sodara dari pihak saya berdatangan saya cuma bisa cengar cengir dan senyum aja sambil sesekali salah tingkah. Masih sodara saya aja udah begitu, gimana kalo keluarga dari pihak mas hanif coba?
Hal yang berputar-putar dipikiran saya adalah, ' Sumpah ini beneran mau ketemuan dua keluarga? astagaaaaa saya harus bersikap gimana nanti? kalo di tanyain ini itu jawabnya apa kya kyaaa?', saya juga kepikiran 'kayaknya beberapa bulan yang lalu nggak ada plan buat begini-beginian deh, wallahualam kok hari ini udah mau lamaran aja sih'.
Bahkan yang paling epic, pas keluarga mas hanif dateng, saya bukannya nyambut tapi malah ngacir ke toilet dan rasa-rasanya ga pengen keluar hahaha, duh aduh gheeee~ dimana mental 'wes mboh pokok maju ae itu?' udah kayak bukan ghea yang biasanya meski ga punya persiapan pas di suruh maju buat ngomong di depan orang banyak juga pede-pede aja langsung maju, meski sering juga berakhir haha hihi di depan karena nggak tau harus ngomong apa. Ini padahal cuma beberapa orang, ga di suruh ngomong apa-apa, tapi nervousenya itu nggak bisa di jelasin. Lucu banget nginget-nginget itu, berasa ghea cupuu sekalii~
Ini beberapa foto pas keluarga mas hanif datang, di fotoin dek fila. Saya dimana? Di toileet~
Setelah menata mental (...dan juga hati), saya keluar dari toilet dan semua sodara-sodara udah pada masuk, jadilah saya salaman ke satu persatu. Beberapa celetukan yang keluar "wah masih kecil yaaaa ghea emang", dan selebihnya ngegoda-goda gitu. Yang bisa saya lakukan cuma senyam senyum aja. Salting? Adeuh nggak usah di bahas, itu mah pasti. Pokoknya pas itu tingkah saya nggak ghea banget.
Saya lupa urutannya tapi inti dari pertemuan hari ini adalah saling kenalan antar kedua keluarga. Keluarganya mas hanif menyampaikan maksut baik untuk 'melamar' saya dan di jawab oleh pihak keluarga dari saya. Acaranya juga ngalir aja diselingi guyon-guyon santai, bukan yang acara resmi gitu. Ohya omnya mas hanif dari ibu, datang lengkap loh! Bahkan yang dari semarang juga hadir. Dari obrolan sekilas, saya nyimpulin kalo mereka sekeluarga kreatif semua, ibu satu-satunya anak perempuan yang di apit oleh beberapa laki-laki multitalent. Kebanyakan dari mereka geraknya di bidang wirausaha dan kreatif, jadi ya enak aja ngobrolnya kemarin, nyambung sekali.
Ini foto mereka sebelum berangkat kerumah hehe, filenya di kasih mas hanif hehe, gayanya ituloh ada ada ajaaaa
Abis gitu pemasangan cincin sebagai simbolis aja sih, dipasangin sama ibu mertua (cieee waktu itu sih masih calon ehehe). Dalam khitbah kan intinya ada di saling menyampaikan maksut baik dan menerima, lalu mempertahankan komitment sampai akad. Buat perkara cincin ini sih cuma simbolis aja.
Waktu lamaran ini, saya masih baru beberapa kali ketemu mas hanif, masih belum berani ngelihat. Masih belum faham betul wajahnya kayak apa haha, bahkan kita nggak punya foto yang cuma berdua aja waktu moment ini. Gapapalah, foto yang banyaknya setelah akad aja ya mas haha :p
Abis itu ramah tamah, makan-makan sembari ngobrol-ngobrol. Waktu itu saya banyak kenalan sama (calon) tante-tante saya, terus main sama dek zahwa, selfie-selfie sama adeknya mas hanif dan sepupunya. Obrolannya juga beragam banget, mulai tanya-tanya gimana kuliah saya, kerjaan, dulu di jakarta gimana, kok pulang ke malang, kenal sama mas hanif gimana, dkk. Sekitar abis dzuhur acara udah kelar.
Setelah keluarga mas hanif pulang, saya masih berasa nggak nyangka kalo I already engaged. Kurang lebih satu setengah bulan setelah chat, tiba-tiba saya udah lamaran aja. Padahal saat lamaran saya belum tau banyak tentang mas hanif. Saya juga baru (agak) sering ngobrol ya setelah istikhoroh itu, eh kok udah tunangan aja saya... Gitu ya, kadang hidup emang punya alurnya sendiri yang diluar prediksi kita.
Ohya, yang bikin saya kaget dan senyam-senyum adalah beberapa hantaran dari keluarga mas hanif yang desainnya 'ghea banget'. Semua ini bener-bener di luar prediksi saya dan sama sekali nggak kebayang, jadi berasa surprise banget. Padahal mas hanif berhubungan sama Ghea juga baru berapa bulan, tapi kok ya bisa-bisanya bikin yang begini, kayak udah ngerti ghea lama.
Semua kue-kue yang dibawa diberi sticker dengan tulisan 'Ghae Ghea', yang pas awal saya ngebacanya 'Ghea Ghea', baru ngeh pas keluarga Mas Hanif pada pulang, terus om saya bilang " Kepikiran banget sih hanif ini bikin tagline Ghae Ghea (yang dalam bahasa indonesia itu artinya Untuk Ghea)", OHIYA itu GhaeGhea bukan GheaGhea! Sayapun cengengesan sendiri begitu sadar. Kue-kue yang dibawa juga unyu dan menggemaskan (ngerti aja sih saya suka sama yang unyu-unyu).
Bahkan tau banget saya demen sama keranjang piknik terus dikasih kain kotak-kotak
Kayak cake in jar dan cupcake yang kesemuanya di kasih sticker dan flag dengan tulisan 'Ghae Ghea' juga. Salut banget karena sampe detail-detail juga di kasih tag Ghae Ghea. Yang bikin makin tersentuh adalah..... semuanya homemade dan handmade! Udah deh, kalo ngomongin benda-benda yang homemade dan handmade itu bagi saya priceless banget, nggak bisa di kasih harga saking specialnya. Ibu mertua saya juga bikin kue tart super unyu dan cantik, warna pink pula. Aduhh ghea super duper terharu sampe nggak ngerti kudu bilang apa huhu.
Saya juga ngerasa seneng menjadi calon keluarganya mas hanif yang mana mereka seru banget, heboh-heboh unyu. Alhamdulillah juga insyaAllah kita sekufu, jadi nggak perlu penyesuaian yang terlalu gimana karena kayaknya kebiasaan keluarga, modelan, dan gaya hidupnya juga memper-memper mirip.
Pelajaran yang saya ambil adalah, dalam setiap keadaan yang kita sukai maupun tidak, tetap harus berbaik sangka kepada Allah. Bahwa Allah-lah yang lebih mengetahui. Pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian. Dan kata AaGym, orang beruntung adalah yang paling pandai mengambil hikmah di balik setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya.
Bismillahirrahmanirrahim,
Salah satu langkah pertama menuju pernikahan sudah kami lewati.
Khitbah berarti harus lebih menjaga. Setelah khitbah, saya yang selama 20 tahun ini masih takut mulu kalo harus naik motor di jalan raya, mendadak bisa. Gara-gara termotivasi mas hanif yang katanya 'selalu berusaha tidak berkhalwat dengan yang bukan muhrim', termasuk di dalamnya berboncengan, dia lebih membatasi gitu, misal pernah-pun ya karena kondisi, daripada saya yang emang sering banget, meski juga karena kondisi tapi salah saya sendiri ga mau nekat naik motor sendiri. (Hayoloh ghe hayolooohhh~)
Saya, yang selama ini sering nebeng sana sini berasa kudu berkaca banget. "Kok Allah bisa-bisanya ngasih saya calon yang begitu menjaga diri, ngga pacaran, ngga salaman, sementara saya masih begini." Akhirnya setelah nekat, mulai dari khitbah sampe akad insyaAllah saya udah nggak pernah lagi boncengan sama yang bukan muhrim ehehe. Pencapaian terbesar saya selama 20 tahun.
Dan ketika abis khitbah ini di pengajian lagi bahas hubungan sama yang bukan muhrim, katanya case sesederhana naik motor bareng tanpa ada interaksi fisik apapun, nanti orang tuanya di kasih batu krikil dari neraka dan disuruh megang terus selama anaknya sedang berboncengan. Kalo biasanya saya denger gitu cuma istighfar sambil tetep aja ngulangin hal yang sama karena ga bisa naik motor. Kali itu beda, saya langsung pasang komitment buat 'Pokoknya kudu nekat langsung', di tambah sadar diri kudu berebenah. Allahuakbar, sekali coba langsung bisa. Allah maha baik yaah.
Ohya semua tulisan saya seputar #NewChapter ini sebenarnya hanya untuk pengingat saya, jurnal pribadi. Kalo ternyata kemarin di Chapter 01 jadi rame banget, itu diluar prediksi sekali. Sama sekali nggak nyangka. Malu dan agak sungkan karena kisah pribadi jadi bacaan publik. Tapi semoga bisa diambil hikmahnya, karena dengar-dengar ada banyak yang mendadak putus dan ada juga laki-laki yang jadi langsung melamar begitu baca, terus yang jomblo2 pada chat dan email bilang kalo udah nggak akan galau lagi dan fokus sama masa sekarang dulu. Nggak nyangka, bisa jadi begitu.
Tapi... ingat, jalan cerita setiap orang akan berbeda-beda. Jangan sampai jadi melakukan pembanding-bandingan kondisi diri lalu kepengen dapat kisah yang sama. Apapun keadaannya, kita ada di posisi terbaik menurut Allah. Yang belum menemukan jodohnya, jangan galau. Berarti masih di kasih kesempatan Allah buat belajar lebih lama dari saya, jangan terus jadi baper. Ambil hikmahnya aja yah, karena saya nggak ada niatan lain-lain selain sharing. Semoga niatan saya juga akan selalu lurus. Amin...
Sampai jumpa di chapter 03!
Baca Cerita #NewChapter lainnya
posted in
I never thought my life would move this fast in just one year.
Banyak orang berkata bahwa memasuki usia 20, hidup kita akan semakin diwarnai dengan pilihan-pilihan besar yang nantinya akan berdampak pada hal-hal selanjutnya yang terjadi di kehidupan kita. Tapi sebenernya sadar atau engga kita udah mulai belajar membuat keputusan sejak kita kecil, mulai dari hal-hal remeh sampai kemudian semakin kompleks. Saya mulai ngerasain yang namanya galau bikin keputusan itu waktu awal lulus dari SMK Telkom dan bingung harus memilih kuliah, kerja, atau keduanya. Kemudian juga memilih di perusahaan seperti apa saya harus bekerja dan dimana saya harus berkuliah.
Banyak orang berkata bahwa memasuki usia 20, hidup kita akan semakin diwarnai dengan pilihan-pilihan besar yang nantinya akan berdampak pada hal-hal selanjutnya yang terjadi di kehidupan kita. Tapi sebenernya sadar atau engga kita udah mulai belajar membuat keputusan sejak kita kecil, mulai dari hal-hal remeh sampai kemudian semakin kompleks. Saya mulai ngerasain yang namanya galau bikin keputusan itu waktu awal lulus dari SMK Telkom dan bingung harus memilih kuliah, kerja, atau keduanya. Kemudian juga memilih di perusahaan seperti apa saya harus bekerja dan dimana saya harus berkuliah.
Setahun setengah setelah merasa nyaman dengan kehidupan ibukota dan sudah bisa menyesuaikan ritme kehidupan disana, saya membuat keputusan baru yang out of plan, yaitu memilih untuk kembali ke Malang, memulai semua dari awal karena memang ada yang harus diurusin di rumah. Ninggalin comfort zone emang berat, tapi keluarga lebih segalanya. Dan jelas banget keputusan yang saya buat ngerubah banyak hal dalam kehidupan saya, kuliah jadi pindah, kerjaan pindah, sosialisasi baru. Apalagi saya udah punya komitmen sama diri sendiri sejak lulus dari Telkom, waktu itu saya 18 tahun awal, saya udah mau mandiri secara finansial, nggak minta uang ke mamah. Alhasil ya meski pulang ke Malang, kudu bisa daftar kuliah sendiri, kalo pengen ini itu kudu beli sendiri dan harus tetep berpenghasilan. Meski ya namanya tinggal sama ortu, alhamdulillah nggak pernah itung-itungan begitu aslinya, saking aja namanya anak yah, udah masuk umur 18+ biasanya rasa sungkan kalo minta ke ortu udah muncul.
Eh setelah hampir setahun merasa nyaman dengan keputusan besar di tahun 2014, sudah nyaman di Malang dengan ekosistem baru dan lingkungan baru, tahun 2015 kemarin kembali saya harus membuat keputusan yang mana ketika kejadian ini terjadi diwarnai dengan drama berkepanjangan (weits). Saya bahkan sebelumnya nggak kepikiran hal seputar ini akan terjadi sebegini cepat.
Ini tentang memilih pendamping untuk dijadikan imam dalam hidup. Iya, saya 20 tahun saat dihadapkan pada pilihan ini. Memang sedang dekat dengan seseorang selama beberapa tahun meskipun tidak ada hubungan apapun, tetapi sering sekali membicarakan beragam hal bersama. Nah, tetapi di suatu hari, ada seseorang yang bahkan saya hampir tidak pernah mengobrol dengan dia tiba-tiba menghubungi saya, meminta izin untuk datang kerumah dan bertemu orang tua saya untuk orientasi yang to the point, yaitu menikah.
Ini tentang memilih pendamping untuk dijadikan imam dalam hidup. Iya, saya 20 tahun saat dihadapkan pada pilihan ini. Memang sedang dekat dengan seseorang selama beberapa tahun meskipun tidak ada hubungan apapun, tetapi sering sekali membicarakan beragam hal bersama. Nah, tetapi di suatu hari, ada seseorang yang bahkan saya hampir tidak pernah mengobrol dengan dia tiba-tiba menghubungi saya, meminta izin untuk datang kerumah dan bertemu orang tua saya untuk orientasi yang to the point, yaitu menikah.
Saya begitu kaget, bagaimana bisa seseorang yang selama ini sama sekali tidak pernah terbayang (karena memang tidak ada komunikasi), meminta saya untuk menjadi pelengkapnya. Untuk menjadi penyempurna agamanya. Kita memang pernah bertemu tapi dulu banget, sekitar 5 tahun yang lalu ketika acara keluarga di pesantren kyai masduki, waktu acara sowan saat lebaran. Dan saat itu, om saya memang memperkenalkan kami berdua karena katanya sama-sama suka foto. Cuma sekedar say hi, sebutin nama aja. Tapi waktu itu saya masih 15 tahun, memang sih pulangnya kita saling berteman di facebook untuk keperluan tag tag foto, tapi nggak pernah ada komunikasi yang panjang, palingan saling likes atau komen fb aja, tapi kok ya rasa-rasanya jarang banget bisa di hitung jari.
Nah, kebetulan saat awal saya membuka pesan tersebut, ada kakak kelas di telkom yang sedang ada dirumah (karena memang abis rombongan ber18 ke Semeru dan pulangnya nginep dirumah ghea dan rayhan), ketika melihat ekspresi syok saya saat membuka HP, mas itu langsung kepo, waktu ikutan membaca pesannya, raut mukanya sempat surprise banget tapi kemudian dengan tenang dia berkata " Ghe, sebagai cowok aku tau ngomong kayak gitu itu nggak mudah, nggak mungkin dia asal chat. Pasti udah dipertimbangin mateng-mateng. Plis lah ini ngajakin nikah bukan pacaran. Kenal atau engga, jangan sampai langsung melakukan penolakan saat ini juga. Siapa tau itu jodohmu, who knows. Boleh jadi kamu sekarang deket sama yang lain, tapi bukan jaminan apapun. Hargai, cari tau dulu.", meski begitu saya tidak langsung membalas pesan tersebut, masih banyak yang saya pikirkan. Saat itu juga langsung chat mama, baladah sahabat deketnya LDR semua, jadi kalo curhat ke orang tua deh.
Beberapa hari berselang, saya beranikan untuk bertanya "Kenapa tiba-tiba memilih ghea dan apa yang menjadi pertimbangannya", pertanyaan saya dijawab dengan begitu detail tentang alasan kenapa dia memilih Ghea. Mulai dari jawaban yang serius sampai yang melucu. Dia juga menyangkal bahwa ini semua tiba-tiba, katanya sebenernya sudah lama tapi memang mau ngomong ketika udah siap aja, karena tujuan bukan mau ngajakin pacaran, tapi untuk konteks yang lebih serius. Dia juga mengatakan bahwa sudah kepoin Ghea secara online dan offline. Salah satu pertimbangan utamanya adalah sebelum memutuskan untuk mengubungi saya, dia sudah istikhoroh terlebih dahulu dengan beberapa cara termasuk istikhoroh alquran, lalu yang didapat adalah ayat tentang menikah. Waktu diberi tau ayat tersebut saya kaget tapi sembari ngomong sama diri sendiri 'ah kebetulan kali ya.. iya kebetulan...'. Karena waktu itu posisinya saya masih belum mengkosongkan perasaan. Tapi saya salut banget sama proses yang dipilihnya sebelum menghubungi Ghea. Hey, i was melt. Gitu ya, cowok yang pakek cara gentle (sekalinya muncul emang orientasinya jelas), lebih bikin galaau kebingungan kudu ngapain.
Dengan beberapa pertimbangan saya mencoba menceritakan perihal ini ke si 'Dia' yang saat itu sedang dekat dengan saya. Mungkin banyak banget yang tau tentang yang satu ini, karena dulu emang sering banget upload gambarnya, foto kalo dikirimin makanan di instagram. Kita sebenarnya kakak dan adek kelas, waktu di telkom sempet deket sebentar tapi jadi lebih sering ngobrol dan barengan pas udah lulus. Kebetulan saya dulu sekantor pas di Jakarta, belum lagi kita jadi satu tim di kerjaan luar kantor, bikin makin sering ketemu. Nah ini pelajaran banget lah, saya sama dia aja udah berusaha semaksimal mungkin menjaga untuk tidak ada interaksi fisik apapun (termasuk salaman dkk), dan kedekatannya lebih banyak seputar obrolan aja, ngomongin hal a b c d bareng-bareng. Sharing design, ngobrolin berita terkini, diskusi dengan berbagai topik, dan hal-hal yang sifatnya cuma obrolan. Itu aja ketika ada orang baru yang tetiba datang dan kayaknya 'he is the one', jadi rasanya campur aduk. Karena udah terlalu banyak hal-hal 'future' yang di obrolin berdua. Cuma obrolan loh....
Jadi ati-ati buat siapapun yang lagi deket sama seseorang, di jaga hatinya. Jangan sampe ngerasain sakit yang sebenernya kita sendiri yang nyiptain kondisi itu. Saya baru menyadari alasan Allah nggak ngizinin hubungan kedekatan sebelum halal, ya ini nih. Ketika emang takdir kita orang lain, kita bikin rasa sakit buat diri kita sendiri. Sebenernya saya ragu buat share, takut terlalu pribadi. Tapi proses ini justru pelajaran beraharga banget buat saya, biar orang lain cukup bisa bayangin dengan baca ceritanya tanpa harus ngerasain sendiri. Saya yakin ada begitu banyak orang di luar sana yang sering mengaku nggak pacaran, tidak bersetatus, tapi dekat secara rutin dan membiasakan ada.
Saat kejadian saya nggak langsung bikin keputusan apapun, tapi kita berdua sadar untuk saling berusaha buat jaga jarak, buat memberi pembiasaan buat diri kalo emang kita nggak berjodoh, dan itu sulit banget awalnya, pasti. Ketika hampir setiap saat chat, diskusi bareng, nyeritain hal ga penting sampe bener-bener ga ada komunikasi. Tanpa ada pertengkaran sebelumnya dan dalam waktu yang sangat mendadak. It was a hard time for both of us.
Lalu dimulailah hari-hari galau berkepanjangan, hampir tiap hari saya nangis soalnya nggak tau kudu ngapain. Minggu-minggu mellow. Saya yang jarang banget nangis jadi diem dikit baper, bayangin A terus sedih, bayangin B sedih lagi, gitu aja mulu. Tiap abis sholat doanya sambil nangis-nangis, minta petunjuk sama Allah. Mau mutusin apapun berasa takut. Ini tentang hal penting loh, bukan cuma buat sehari dua hari tapi buat sepanjang hidup. Keputusan yang nggak bisa asal dibuat aja. Saya belum kasih jawaban apapun ke Mas Hanif, meskipun saya sendiri tau dia udah nunggu keputusannya. Sampe sekitar 2 minggu lamanya saya netralisir perasaan, baru akhirnya berani istikhoroh.
Saya cobain berbagai metode, termasuk metode al-quran seperti yang dilakukan mas hanif. FYI setiap orang punya caranya masing-masing, dan ini cara yang diajarkan oleh beberapa guru saya. Jadi awalnya kita sholat, terus berdoa gitu dan intinya di doa itu kita minta petunjuk ke Allah, bahwa kita itu maha nggak tau dan Allah maha tau segala, lalu kita sebutin hal apa yang mau kita cari jawabannya, waktu itu saya minta petunjuk tentang saya dan mas Hanif, kalo kita bersama, bagus apa engga buat agama saya, kehidupan saya.. dll dll (...pribadi men jadi ga di ceritain detail lah ahaha), terus setelah selesai berdoa, kita buka halaman quran secara random, lalu buka lagi 7 lembar setelahnya, dan kita lihat ayat ke 7 artinya apa. Kalo artinya yang baik-baik misalnya nih tentang syurga, kenikmatan, kemenangan, dkk insyaAllah itu jawabannya baik. Tapi kalo tentang neraka, perang, kegagalan, dkk bisa jadi itu kurang baik.
Dan masyaAllah, ketika saya lihat ayat ketujuh yang saya dapatkan, saya harus diam dulu sejenak sambil mikir 'kenapa ayat ini nggak asing ya? seperti pernah baca artinya?', lalu saya buka chat sebelumnya dengan mas Hanif dan saya mendapati bahwa kami mendapatkan ayat yang sama! Gimana ceritanya bisa sama padahal serandom itu bukanya. Saya juga dapat ayat yang isinya perintah menikah, dan ayat sekitarnya emang bahasannya tentang pernikahan semua. Seketika saya nangis, bukan nangis sedih sih, ini lebih nangis karena terkejut sampe nggak ngerti kudu ngerespon apa. Dan beberapa kali saya ulang-ulang lagi sholat dan buka qurannya, dapatnya ayat-ayat yang baik semua.
Sebenarnya hakikat utama istikhoroh adalah diberinya keyakinan. Dan istikhorohpun jangan cuma sekali aja, sejak kejadian itu, pas banget waktu pengajian di jelasin kalo kita harus istikhoroh sesering mungkin, setiap hari. Salah satu caranya dengan niatin sholat istikhoroh sekalian waktu kita sholat sunnah rawatib jadi niatnya di gabungin jadi satu "Usholli sunnatan badiatal duhri, wa taubati, wa istikhorohi lillahitaala", bisa ditambahin sama niat lainnya. Kenapa harus istikhoroh terus? Biar semua hal yang kita lakuin dibantuin Allah dalam pemilihannya. Pelan-pelan nggak tau datengnya dari mana saya dapetin yang namanya keyakinan itu. Tiba-tiba saya ngerasa kalo 'mungkin mas hanif orangnya'. Ada keyakinan dibalik ketidak tahuanku tentang sosok seperti apa dia. Saya bahkan nggak tau apakah dia bisa sebaik orang sebelumnya dalam mengatasi hal-hal menyebalkan dari saya. Karena kita kan belum kenal, dan.... saya mah kalo PMS bisa berubah jadi nye-be-lin akut. Saya nggak tau apapun, tapi keyakinan itu semakin tumbuh dengan sendirinya. Diikuti dengan segala hal yang berasa jadi mudah. Berasa semesta tiba-tiba merestui.
Waktu saya ngobrol sama mamah, meski awalnya beliaunya kayak agak gimana bayangin anak perempuannya mau menikah. Awalnya bilang "udah jangan dulu, nggak usah keduanya ghe". Tapi lupa gimana ceritanya tiba-tiba mamah sepertinya suka sama mas Hanif, dan setelah proses yang dilalui, tetiba arahnya jadi penerimaan. Pun ketika saya ngajak ngobrol sama papah saya (gantinya ngobrol sama alm. papa), beliau juga tiba-tiba mendukung. Rayhan ketika saya curhatin meski jawabnya sambil selo nemen dan guyon tok tapi ketika dia bilang 'mbak lihat orangnya dong', lalu saya tunjukin foto mas hanif, dia seketka bilang 'Wih mbak kok kayak papah ya!' (Papah disini maksut saya alm papa saya, bukan menyama-nyamakan sih tapi emang foto yang saya tunjukin secara style agak mirip, sayapun awalnya begitu kaget, kirain pemikiran pribadi eh kok ya rayhan ngerasa hal yang sama).
Nenek saya dari alm.Papa dulu sering ngewanti-wanti saya pas ngerti kalo cucunya ngebet nikah muda, dengan bilang 'Ghea nanti jangan nikah cepet-cepet yah. Dinikmati dulu aja masa mudanya. Berkarya dulu. Nikah itu nggak semanis cerita-cerita di family blog yang biasanya ghea tunjuikin (enaa ketauan deh kalo sering keracuni sama family blog yang dikemas begitu harmonis nan memupengkan).' Intinya nenek saya udah ngewanti-wanti buat ga buru-buru menikah. Jadi agak degdegan juga sih waktu mau ngabarin ada yang ngajak nikah itu. Tapi masyaAllah, ketika saya kerumah beliau dengan gelagat aneh dan berkali kali bilang 'ibuk ghea mau ngomong' tapi ga kunjung dapet start, beliau langsung nyela ' kenapa? Ada yang ngajak nikah ya?', tepat sasaran banget, langsung deh cerita panjang lebar. Dan setelah saya mengakhiri ceritanya, respon si ibu di luar dugaan "Ibuk terharu banget, ibuk setuju, setelah lihat fotonya dan ceritanya ibuk udah sayang sama calonmu. Udah di segerakan aja, niat baik jangan di tunda", Rasanya kayak................. beneran nih ibuk tanggapannya gitu? Di luar dugaan banget! Kenapa semesta tiba-tiba mendukung saya sama mas Hanif?
Keluarga saya biasanya untuk hal-hal kayak gini minta tolong istikhoroin ulama juga, entah itu kyai atau habaib. Oke, sebentar, mungkin banyak yang bilang 'namanya istikhoroh ya lakuin aja sendiri, kan kepentingannya sendiri'. Fine, semua orang punya caranya masing-masing yah. Tapi kalo di kebiasaan keluarga saya, secara pribadi saya istikhoroh berkali-kali, tapi kemudian juga minta tolong istikhoroin ke habib Soleh al-Aydrus. Kebetulan istrinya sahabat mama, awalnya kaget banget soalnya anaknya seumuran nih sama saya, tau saya udah minta istikhoroin masalah jodoh bikin kak ipa (sebutan untuk syarifa), menajdi kaget. Saya masih pengen diyakinin sekali lagi, minta tolong istikhoroin antara dua pilihan, si dia dan mas hanif. Kalo ada yang bilang "yaelah ghe, masa keputusan sebesar itu kamu serahin ke orang lain?", hmm mungkin menurutmu orang lain, tapi beliau insyaAllah merupakan kekasih Allah, yang doanya lebih cepet sampenya ketimbang saya yang masih banyak dosa ini. Toh saya juga udah ikhtiar sendiri kan, keputusan dari habib soleh jadi penambah keyakinan aja. Ketika keluar hasilnya, emang Ghea lebih pas ke mas Hanif insyaAllah. Pilihan yang super duper teramat sangat sulit loh, semuanya sama baiknya, tapi meski sama-sama baik bisa jadi kalo dijadikan pasangan jadi berbeda. Mungkin si 'dia' udah disiapkan Allah yang lebih baik dari Ghea, yang lebih bisa ngertiin dan ngelengkapin. Dengan bismillah, dibarengi keyakinan dan dukungan keluarga besar, saya membuat keputusan besar itu: Memberi lampu hijau ke mas Hanif buat dateng kerumah.
Keputusan yang saya setiap hari berdoa semoga itu adalah pilihan yang terbaik, yang nggak akan pernah saya sesali, keputusan yang semoga akan selalu saya pertanggung jawabakan. Kata Bunda (salah seorang anak kyai Masduki yang sering jadi tempat curhat keluarga karena kebijaksanaannya), "Mbak ghea, tentang jodoh ini emang misteri, manusia cuma bisa berikhtiar buat mecari tahu mana yang terbaik. Kalo udah istikhoroh dan hasilnya bagus, ya insyaAllah itu yang terbaik menurut Allah. Dan lagi mbak Ghea udah istikhroh ditambah sama Habib soleh juga, nggak main-main loh orang alim yang meng-istikhorohi. Mbak Ghea pasrah, serahin semua sama Allah. Dulu Bunda menikah juga bermodal istikhoroh dan kepetusan orang tua, nggak kenal loh. Cinta yang indah itu dibangun setelah akad. Pasrah dan percaya sama Allah, keputusan Allah itu selalu yang terbaik". Kurang lebih seperti itu wejangan Bunda yang dikirim ke saya via whatsapp waktu beliau sedang haji, nyempetin balesin chat dan nyempetin doa-doain.
Saya belajar banyak dari dua bulan awal kejadian ini terjadi. Kalo kadang manusia itu yang terlalu banyak berulah dan bikin hal-hal pemicu sakit hatinya sendiri. Saya sedih banget karena harus bikin keputusan yang mau nggak mau harus nyakitin pihak lain. Sering tetiba mikir, kalo aja dulu bisa membatasi, bener-bener lurus dan nggak balesin semua chat mungkin nggak berakhir jadi nyakitin orang lain dan diri sendiri. Tapi biar, nggak ada yang harus disesalin apalagi berandai balikin waktu kalo udah kejadian, tapi mikirin gimana bisa ambil ibrah dari apa yang udah terjadi.
Wihi, i already tell you a lot of story, its getting long, so i need to stop it now. Sebenernya sempat ragu banget harus ceritain begini apa engga, rasanya kok terlalu pribadi, tapi kalo disimpan sendiri ada beberapa pengalaman yang mau saya share biar tanpa harus ngerasain jadi saya orang bisa kebayang rasanya. Bahwa yang udah pacaran atau temen deketan lama itu belum tentu jodoh. Nggak usah kebanyakan bayangin dan ngobrolin hal-hal seputar masa depan bareng biar nggak sakit hati kemudian. Kan sering tuh, kalo udah ngerasa deket sama si A, pas nemu artikel tentang parenting misalnya, kemudian shre linknya dan di bahas bareng. Ketauilah bawa katanya cowok jadi ngerasa lebih special ketika diajakin ngobrol gitu (pengakuan beberapa sahabat saya). Jadi mari jaga hati sembari menunggu yang pas.
Buat mbak-mbak, ukhti ukhti, teteh teteh mending masa muda buat fokus bikin diri jadi punya value lebih dengan memperbanyak belajar apapun, termasuk belajar pelajaran pra-nikah (penting loh jangan ketawa haha kalo di Malang bisalah chat saya ntar saya ajakin ciyee), mulai belajar ilmu parenting, ilmu general, dan beragam hal lainnya. Kalo udah kepikiran jodoh langsung deh alihin ke hal-hal positif. InsyaAllah nanti pasti dateng kok 'laki-laki' yang emang serius.
Buat yang laki-laki, juga jangan sampe ngajak deket cewek kalo belum punya orientasi yang jelas. Kadang emang ngerasa 'ah kan cuma chat', tapi kalo udah nyaman? Jadi ketergantungan deh. Fokus aja menyiapkan diri dan masa depan, baru deh samperin orang tuanya. Saya sebagai cewek lebih melt ternyata sama yang begitu, yang langsung-langsung.
Tidak ada kisah sedih, sakit, dan perih yang sia-sia. Semua pasti berhikmah, semua telah diukur, dan tentunya semua pasti berlalu! Ngomongnya udah berasa pro banget, haha. Namanya juga blog pribadi, yang ditulis pun sudut pandang pribadi berdasarkan pengalaman pribadi. Semoga ada manfaatnya yah, udah yuk jaga jarak sebelum halal.
Mohon doa restunya semuanya, bismillahirrahmanirrahim....
nb : saya punya banyak banget draft seputar #newchapter, enaknya di lanjutin post apa dinikmatin pribadi aja yah di draft? hihi
Goodbyes are always hard. Whether it is your favorite childhood skirt, favorite toys, last bites of carrot cakes, favorite class in vocational high school, every single corner of the cafe you ever visited, your old friends that will be spreated with distance, or even a last chat
Goodbyes,
Are always hard.
But, with bismillah, lets welcoming the new chapter of life.
Jadi ati-ati buat siapapun yang lagi deket sama seseorang, di jaga hatinya. Jangan sampe ngerasain sakit yang sebenernya kita sendiri yang nyiptain kondisi itu. Saya baru menyadari alasan Allah nggak ngizinin hubungan kedekatan sebelum halal, ya ini nih. Ketika emang takdir kita orang lain, kita bikin rasa sakit buat diri kita sendiri. Sebenernya saya ragu buat share, takut terlalu pribadi. Tapi proses ini justru pelajaran beraharga banget buat saya, biar orang lain cukup bisa bayangin dengan baca ceritanya tanpa harus ngerasain sendiri. Saya yakin ada begitu banyak orang di luar sana yang sering mengaku nggak pacaran, tidak bersetatus, tapi dekat secara rutin dan membiasakan ada.
Saat kejadian saya nggak langsung bikin keputusan apapun, tapi kita berdua sadar untuk saling berusaha buat jaga jarak, buat memberi pembiasaan buat diri kalo emang kita nggak berjodoh, dan itu sulit banget awalnya, pasti. Ketika hampir setiap saat chat, diskusi bareng, nyeritain hal ga penting sampe bener-bener ga ada komunikasi. Tanpa ada pertengkaran sebelumnya dan dalam waktu yang sangat mendadak. It was a hard time for both of us.
Lalu dimulailah hari-hari galau berkepanjangan, hampir tiap hari saya nangis soalnya nggak tau kudu ngapain. Minggu-minggu mellow. Saya yang jarang banget nangis jadi diem dikit baper, bayangin A terus sedih, bayangin B sedih lagi, gitu aja mulu. Tiap abis sholat doanya sambil nangis-nangis, minta petunjuk sama Allah. Mau mutusin apapun berasa takut. Ini tentang hal penting loh, bukan cuma buat sehari dua hari tapi buat sepanjang hidup. Keputusan yang nggak bisa asal dibuat aja. Saya belum kasih jawaban apapun ke Mas Hanif, meskipun saya sendiri tau dia udah nunggu keputusannya. Sampe sekitar 2 minggu lamanya saya netralisir perasaan, baru akhirnya berani istikhoroh.
Saya cobain berbagai metode, termasuk metode al-quran seperti yang dilakukan mas hanif. FYI setiap orang punya caranya masing-masing, dan ini cara yang diajarkan oleh beberapa guru saya. Jadi awalnya kita sholat, terus berdoa gitu dan intinya di doa itu kita minta petunjuk ke Allah, bahwa kita itu maha nggak tau dan Allah maha tau segala, lalu kita sebutin hal apa yang mau kita cari jawabannya, waktu itu saya minta petunjuk tentang saya dan mas Hanif, kalo kita bersama, bagus apa engga buat agama saya, kehidupan saya.. dll dll (...pribadi men jadi ga di ceritain detail lah ahaha), terus setelah selesai berdoa, kita buka halaman quran secara random, lalu buka lagi 7 lembar setelahnya, dan kita lihat ayat ke 7 artinya apa. Kalo artinya yang baik-baik misalnya nih tentang syurga, kenikmatan, kemenangan, dkk insyaAllah itu jawabannya baik. Tapi kalo tentang neraka, perang, kegagalan, dkk bisa jadi itu kurang baik.
Dan masyaAllah, ketika saya lihat ayat ketujuh yang saya dapatkan, saya harus diam dulu sejenak sambil mikir 'kenapa ayat ini nggak asing ya? seperti pernah baca artinya?', lalu saya buka chat sebelumnya dengan mas Hanif dan saya mendapati bahwa kami mendapatkan ayat yang sama! Gimana ceritanya bisa sama padahal serandom itu bukanya. Saya juga dapat ayat yang isinya perintah menikah, dan ayat sekitarnya emang bahasannya tentang pernikahan semua. Seketika saya nangis, bukan nangis sedih sih, ini lebih nangis karena terkejut sampe nggak ngerti kudu ngerespon apa. Dan beberapa kali saya ulang-ulang lagi sholat dan buka qurannya, dapatnya ayat-ayat yang baik semua.
Ini foto yang dikirim sama mas hanif tentang ayat yang dia dapet waktu istikhoroh. Surat An-Nur Ayat 31 dan 32.
Dan ini yang saya dapet, dan sukses bikin super duper kaget
Waktu saya ngobrol sama mamah, meski awalnya beliaunya kayak agak gimana bayangin anak perempuannya mau menikah. Awalnya bilang "udah jangan dulu, nggak usah keduanya ghe". Tapi lupa gimana ceritanya tiba-tiba mamah sepertinya suka sama mas Hanif, dan setelah proses yang dilalui, tetiba arahnya jadi penerimaan. Pun ketika saya ngajak ngobrol sama papah saya (gantinya ngobrol sama alm. papa), beliau juga tiba-tiba mendukung. Rayhan ketika saya curhatin meski jawabnya sambil selo nemen dan guyon tok tapi ketika dia bilang 'mbak lihat orangnya dong', lalu saya tunjukin foto mas hanif, dia seketka bilang 'Wih mbak kok kayak papah ya!' (Papah disini maksut saya alm papa saya, bukan menyama-nyamakan sih tapi emang foto yang saya tunjukin secara style agak mirip, sayapun awalnya begitu kaget, kirain pemikiran pribadi eh kok ya rayhan ngerasa hal yang sama).
Nenek saya dari alm.Papa dulu sering ngewanti-wanti saya pas ngerti kalo cucunya ngebet nikah muda, dengan bilang 'Ghea nanti jangan nikah cepet-cepet yah. Dinikmati dulu aja masa mudanya. Berkarya dulu. Nikah itu nggak semanis cerita-cerita di family blog yang biasanya ghea tunjuikin (enaa ketauan deh kalo sering keracuni sama family blog yang dikemas begitu harmonis nan memupengkan).' Intinya nenek saya udah ngewanti-wanti buat ga buru-buru menikah. Jadi agak degdegan juga sih waktu mau ngabarin ada yang ngajak nikah itu. Tapi masyaAllah, ketika saya kerumah beliau dengan gelagat aneh dan berkali kali bilang 'ibuk ghea mau ngomong' tapi ga kunjung dapet start, beliau langsung nyela ' kenapa? Ada yang ngajak nikah ya?', tepat sasaran banget, langsung deh cerita panjang lebar. Dan setelah saya mengakhiri ceritanya, respon si ibu di luar dugaan "Ibuk terharu banget, ibuk setuju, setelah lihat fotonya dan ceritanya ibuk udah sayang sama calonmu. Udah di segerakan aja, niat baik jangan di tunda", Rasanya kayak................. beneran nih ibuk tanggapannya gitu? Di luar dugaan banget! Kenapa semesta tiba-tiba mendukung saya sama mas Hanif?
Keluarga saya biasanya untuk hal-hal kayak gini minta tolong istikhoroin ulama juga, entah itu kyai atau habaib. Oke, sebentar, mungkin banyak yang bilang 'namanya istikhoroh ya lakuin aja sendiri, kan kepentingannya sendiri'. Fine, semua orang punya caranya masing-masing yah. Tapi kalo di kebiasaan keluarga saya, secara pribadi saya istikhoroh berkali-kali, tapi kemudian juga minta tolong istikhoroin ke habib Soleh al-Aydrus. Kebetulan istrinya sahabat mama, awalnya kaget banget soalnya anaknya seumuran nih sama saya, tau saya udah minta istikhoroin masalah jodoh bikin kak ipa (sebutan untuk syarifa), menajdi kaget. Saya masih pengen diyakinin sekali lagi, minta tolong istikhoroin antara dua pilihan, si dia dan mas hanif. Kalo ada yang bilang "yaelah ghe, masa keputusan sebesar itu kamu serahin ke orang lain?", hmm mungkin menurutmu orang lain, tapi beliau insyaAllah merupakan kekasih Allah, yang doanya lebih cepet sampenya ketimbang saya yang masih banyak dosa ini. Toh saya juga udah ikhtiar sendiri kan, keputusan dari habib soleh jadi penambah keyakinan aja. Ketika keluar hasilnya, emang Ghea lebih pas ke mas Hanif insyaAllah. Pilihan yang super duper teramat sangat sulit loh, semuanya sama baiknya, tapi meski sama-sama baik bisa jadi kalo dijadikan pasangan jadi berbeda. Mungkin si 'dia' udah disiapkan Allah yang lebih baik dari Ghea, yang lebih bisa ngertiin dan ngelengkapin. Dengan bismillah, dibarengi keyakinan dan dukungan keluarga besar, saya membuat keputusan besar itu: Memberi lampu hijau ke mas Hanif buat dateng kerumah.
Keputusan yang saya setiap hari berdoa semoga itu adalah pilihan yang terbaik, yang nggak akan pernah saya sesali, keputusan yang semoga akan selalu saya pertanggung jawabakan. Kata Bunda (salah seorang anak kyai Masduki yang sering jadi tempat curhat keluarga karena kebijaksanaannya), "Mbak ghea, tentang jodoh ini emang misteri, manusia cuma bisa berikhtiar buat mecari tahu mana yang terbaik. Kalo udah istikhoroh dan hasilnya bagus, ya insyaAllah itu yang terbaik menurut Allah. Dan lagi mbak Ghea udah istikhroh ditambah sama Habib soleh juga, nggak main-main loh orang alim yang meng-istikhorohi. Mbak Ghea pasrah, serahin semua sama Allah. Dulu Bunda menikah juga bermodal istikhoroh dan kepetusan orang tua, nggak kenal loh. Cinta yang indah itu dibangun setelah akad. Pasrah dan percaya sama Allah, keputusan Allah itu selalu yang terbaik". Kurang lebih seperti itu wejangan Bunda yang dikirim ke saya via whatsapp waktu beliau sedang haji, nyempetin balesin chat dan nyempetin doa-doain.
Saya belajar banyak dari dua bulan awal kejadian ini terjadi. Kalo kadang manusia itu yang terlalu banyak berulah dan bikin hal-hal pemicu sakit hatinya sendiri. Saya sedih banget karena harus bikin keputusan yang mau nggak mau harus nyakitin pihak lain. Sering tetiba mikir, kalo aja dulu bisa membatasi, bener-bener lurus dan nggak balesin semua chat mungkin nggak berakhir jadi nyakitin orang lain dan diri sendiri. Tapi biar, nggak ada yang harus disesalin apalagi berandai balikin waktu kalo udah kejadian, tapi mikirin gimana bisa ambil ibrah dari apa yang udah terjadi.
Wihi, i already tell you a lot of story, its getting long, so i need to stop it now. Sebenernya sempat ragu banget harus ceritain begini apa engga, rasanya kok terlalu pribadi, tapi kalo disimpan sendiri ada beberapa pengalaman yang mau saya share biar tanpa harus ngerasain jadi saya orang bisa kebayang rasanya. Bahwa yang udah pacaran atau temen deketan lama itu belum tentu jodoh. Nggak usah kebanyakan bayangin dan ngobrolin hal-hal seputar masa depan bareng biar nggak sakit hati kemudian. Kan sering tuh, kalo udah ngerasa deket sama si A, pas nemu artikel tentang parenting misalnya, kemudian shre linknya dan di bahas bareng. Ketauilah bawa katanya cowok jadi ngerasa lebih special ketika diajakin ngobrol gitu (pengakuan beberapa sahabat saya). Jadi mari jaga hati sembari menunggu yang pas.
Buat mbak-mbak, ukhti ukhti, teteh teteh mending masa muda buat fokus bikin diri jadi punya value lebih dengan memperbanyak belajar apapun, termasuk belajar pelajaran pra-nikah (penting loh jangan ketawa haha kalo di Malang bisalah chat saya ntar saya ajakin ciyee), mulai belajar ilmu parenting, ilmu general, dan beragam hal lainnya. Kalo udah kepikiran jodoh langsung deh alihin ke hal-hal positif. InsyaAllah nanti pasti dateng kok 'laki-laki' yang emang serius.
Buat yang laki-laki, juga jangan sampe ngajak deket cewek kalo belum punya orientasi yang jelas. Kadang emang ngerasa 'ah kan cuma chat', tapi kalo udah nyaman? Jadi ketergantungan deh. Fokus aja menyiapkan diri dan masa depan, baru deh samperin orang tuanya. Saya sebagai cewek lebih melt ternyata sama yang begitu, yang langsung-langsung.
Tidak ada kisah sedih, sakit, dan perih yang sia-sia. Semua pasti berhikmah, semua telah diukur, dan tentunya semua pasti berlalu! Ngomongnya udah berasa pro banget, haha. Namanya juga blog pribadi, yang ditulis pun sudut pandang pribadi berdasarkan pengalaman pribadi. Semoga ada manfaatnya yah, udah yuk jaga jarak sebelum halal.
Mohon doa restunya semuanya, bismillahirrahmanirrahim....
nb : saya punya banyak banget draft seputar #newchapter, enaknya di lanjutin post apa dinikmatin pribadi aja yah di draft? hihi
Goodbyes are always hard. Whether it is your favorite childhood skirt, favorite toys, last bites of carrot cakes, favorite class in vocational high school, every single corner of the cafe you ever visited, your old friends that will be spreated with distance, or even a last chat
Goodbyes,
Are always hard.
But, with bismillah, lets welcoming the new chapter of life.
Baca Cerita #NewChapter lainnya
posted in
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons