I never thought my life would move this fast in just one year.
Banyak orang berkata bahwa memasuki usia 20, hidup kita akan semakin diwarnai dengan pilihan-pilihan besar yang nantinya akan berdampak pada hal-hal selanjutnya yang terjadi di kehidupan kita. Tapi sebenernya sadar atau engga kita udah mulai belajar membuat keputusan sejak kita kecil, mulai dari hal-hal remeh sampai kemudian semakin kompleks. Saya mulai ngerasain yang namanya galau bikin keputusan itu waktu awal lulus dari SMK Telkom dan bingung harus memilih kuliah, kerja, atau keduanya. Kemudian juga memilih di perusahaan seperti apa saya harus bekerja dan dimana saya harus berkuliah.
Banyak orang berkata bahwa memasuki usia 20, hidup kita akan semakin diwarnai dengan pilihan-pilihan besar yang nantinya akan berdampak pada hal-hal selanjutnya yang terjadi di kehidupan kita. Tapi sebenernya sadar atau engga kita udah mulai belajar membuat keputusan sejak kita kecil, mulai dari hal-hal remeh sampai kemudian semakin kompleks. Saya mulai ngerasain yang namanya galau bikin keputusan itu waktu awal lulus dari SMK Telkom dan bingung harus memilih kuliah, kerja, atau keduanya. Kemudian juga memilih di perusahaan seperti apa saya harus bekerja dan dimana saya harus berkuliah.
Setahun setengah setelah merasa nyaman dengan kehidupan ibukota dan sudah bisa menyesuaikan ritme kehidupan disana, saya membuat keputusan baru yang out of plan, yaitu memilih untuk kembali ke Malang, memulai semua dari awal karena memang ada yang harus diurusin di rumah. Ninggalin comfort zone emang berat, tapi keluarga lebih segalanya. Dan jelas banget keputusan yang saya buat ngerubah banyak hal dalam kehidupan saya, kuliah jadi pindah, kerjaan pindah, sosialisasi baru. Apalagi saya udah punya komitmen sama diri sendiri sejak lulus dari Telkom, waktu itu saya 18 tahun awal, saya udah mau mandiri secara finansial, nggak minta uang ke mamah. Alhasil ya meski pulang ke Malang, kudu bisa daftar kuliah sendiri, kalo pengen ini itu kudu beli sendiri dan harus tetep berpenghasilan. Meski ya namanya tinggal sama ortu, alhamdulillah nggak pernah itung-itungan begitu aslinya, saking aja namanya anak yah, udah masuk umur 18+ biasanya rasa sungkan kalo minta ke ortu udah muncul.
Eh setelah hampir setahun merasa nyaman dengan keputusan besar di tahun 2014, sudah nyaman di Malang dengan ekosistem baru dan lingkungan baru, tahun 2015 kemarin kembali saya harus membuat keputusan yang mana ketika kejadian ini terjadi diwarnai dengan drama berkepanjangan (weits). Saya bahkan sebelumnya nggak kepikiran hal seputar ini akan terjadi sebegini cepat.
Ini tentang memilih pendamping untuk dijadikan imam dalam hidup. Iya, saya 20 tahun saat dihadapkan pada pilihan ini. Memang sedang dekat dengan seseorang selama beberapa tahun meskipun tidak ada hubungan apapun, tetapi sering sekali membicarakan beragam hal bersama. Nah, tetapi di suatu hari, ada seseorang yang bahkan saya hampir tidak pernah mengobrol dengan dia tiba-tiba menghubungi saya, meminta izin untuk datang kerumah dan bertemu orang tua saya untuk orientasi yang to the point, yaitu menikah.
Ini tentang memilih pendamping untuk dijadikan imam dalam hidup. Iya, saya 20 tahun saat dihadapkan pada pilihan ini. Memang sedang dekat dengan seseorang selama beberapa tahun meskipun tidak ada hubungan apapun, tetapi sering sekali membicarakan beragam hal bersama. Nah, tetapi di suatu hari, ada seseorang yang bahkan saya hampir tidak pernah mengobrol dengan dia tiba-tiba menghubungi saya, meminta izin untuk datang kerumah dan bertemu orang tua saya untuk orientasi yang to the point, yaitu menikah.
Saya begitu kaget, bagaimana bisa seseorang yang selama ini sama sekali tidak pernah terbayang (karena memang tidak ada komunikasi), meminta saya untuk menjadi pelengkapnya. Untuk menjadi penyempurna agamanya. Kita memang pernah bertemu tapi dulu banget, sekitar 5 tahun yang lalu ketika acara keluarga di pesantren kyai masduki, waktu acara sowan saat lebaran. Dan saat itu, om saya memang memperkenalkan kami berdua karena katanya sama-sama suka foto. Cuma sekedar say hi, sebutin nama aja. Tapi waktu itu saya masih 15 tahun, memang sih pulangnya kita saling berteman di facebook untuk keperluan tag tag foto, tapi nggak pernah ada komunikasi yang panjang, palingan saling likes atau komen fb aja, tapi kok ya rasa-rasanya jarang banget bisa di hitung jari.
Nah, kebetulan saat awal saya membuka pesan tersebut, ada kakak kelas di telkom yang sedang ada dirumah (karena memang abis rombongan ber18 ke Semeru dan pulangnya nginep dirumah ghea dan rayhan), ketika melihat ekspresi syok saya saat membuka HP, mas itu langsung kepo, waktu ikutan membaca pesannya, raut mukanya sempat surprise banget tapi kemudian dengan tenang dia berkata " Ghe, sebagai cowok aku tau ngomong kayak gitu itu nggak mudah, nggak mungkin dia asal chat. Pasti udah dipertimbangin mateng-mateng. Plis lah ini ngajakin nikah bukan pacaran. Kenal atau engga, jangan sampai langsung melakukan penolakan saat ini juga. Siapa tau itu jodohmu, who knows. Boleh jadi kamu sekarang deket sama yang lain, tapi bukan jaminan apapun. Hargai, cari tau dulu.", meski begitu saya tidak langsung membalas pesan tersebut, masih banyak yang saya pikirkan. Saat itu juga langsung chat mama, baladah sahabat deketnya LDR semua, jadi kalo curhat ke orang tua deh.
Beberapa hari berselang, saya beranikan untuk bertanya "Kenapa tiba-tiba memilih ghea dan apa yang menjadi pertimbangannya", pertanyaan saya dijawab dengan begitu detail tentang alasan kenapa dia memilih Ghea. Mulai dari jawaban yang serius sampai yang melucu. Dia juga menyangkal bahwa ini semua tiba-tiba, katanya sebenernya sudah lama tapi memang mau ngomong ketika udah siap aja, karena tujuan bukan mau ngajakin pacaran, tapi untuk konteks yang lebih serius. Dia juga mengatakan bahwa sudah kepoin Ghea secara online dan offline. Salah satu pertimbangan utamanya adalah sebelum memutuskan untuk mengubungi saya, dia sudah istikhoroh terlebih dahulu dengan beberapa cara termasuk istikhoroh alquran, lalu yang didapat adalah ayat tentang menikah. Waktu diberi tau ayat tersebut saya kaget tapi sembari ngomong sama diri sendiri 'ah kebetulan kali ya.. iya kebetulan...'. Karena waktu itu posisinya saya masih belum mengkosongkan perasaan. Tapi saya salut banget sama proses yang dipilihnya sebelum menghubungi Ghea. Hey, i was melt. Gitu ya, cowok yang pakek cara gentle (sekalinya muncul emang orientasinya jelas), lebih bikin galaau kebingungan kudu ngapain.
Dengan beberapa pertimbangan saya mencoba menceritakan perihal ini ke si 'Dia' yang saat itu sedang dekat dengan saya. Mungkin banyak banget yang tau tentang yang satu ini, karena dulu emang sering banget upload gambarnya, foto kalo dikirimin makanan di instagram. Kita sebenarnya kakak dan adek kelas, waktu di telkom sempet deket sebentar tapi jadi lebih sering ngobrol dan barengan pas udah lulus. Kebetulan saya dulu sekantor pas di Jakarta, belum lagi kita jadi satu tim di kerjaan luar kantor, bikin makin sering ketemu. Nah ini pelajaran banget lah, saya sama dia aja udah berusaha semaksimal mungkin menjaga untuk tidak ada interaksi fisik apapun (termasuk salaman dkk), dan kedekatannya lebih banyak seputar obrolan aja, ngomongin hal a b c d bareng-bareng. Sharing design, ngobrolin berita terkini, diskusi dengan berbagai topik, dan hal-hal yang sifatnya cuma obrolan. Itu aja ketika ada orang baru yang tetiba datang dan kayaknya 'he is the one', jadi rasanya campur aduk. Karena udah terlalu banyak hal-hal 'future' yang di obrolin berdua. Cuma obrolan loh....
Jadi ati-ati buat siapapun yang lagi deket sama seseorang, di jaga hatinya. Jangan sampe ngerasain sakit yang sebenernya kita sendiri yang nyiptain kondisi itu. Saya baru menyadari alasan Allah nggak ngizinin hubungan kedekatan sebelum halal, ya ini nih. Ketika emang takdir kita orang lain, kita bikin rasa sakit buat diri kita sendiri. Sebenernya saya ragu buat share, takut terlalu pribadi. Tapi proses ini justru pelajaran beraharga banget buat saya, biar orang lain cukup bisa bayangin dengan baca ceritanya tanpa harus ngerasain sendiri. Saya yakin ada begitu banyak orang di luar sana yang sering mengaku nggak pacaran, tidak bersetatus, tapi dekat secara rutin dan membiasakan ada.
Saat kejadian saya nggak langsung bikin keputusan apapun, tapi kita berdua sadar untuk saling berusaha buat jaga jarak, buat memberi pembiasaan buat diri kalo emang kita nggak berjodoh, dan itu sulit banget awalnya, pasti. Ketika hampir setiap saat chat, diskusi bareng, nyeritain hal ga penting sampe bener-bener ga ada komunikasi. Tanpa ada pertengkaran sebelumnya dan dalam waktu yang sangat mendadak. It was a hard time for both of us.
Lalu dimulailah hari-hari galau berkepanjangan, hampir tiap hari saya nangis soalnya nggak tau kudu ngapain. Minggu-minggu mellow. Saya yang jarang banget nangis jadi diem dikit baper, bayangin A terus sedih, bayangin B sedih lagi, gitu aja mulu. Tiap abis sholat doanya sambil nangis-nangis, minta petunjuk sama Allah. Mau mutusin apapun berasa takut. Ini tentang hal penting loh, bukan cuma buat sehari dua hari tapi buat sepanjang hidup. Keputusan yang nggak bisa asal dibuat aja. Saya belum kasih jawaban apapun ke Mas Hanif, meskipun saya sendiri tau dia udah nunggu keputusannya. Sampe sekitar 2 minggu lamanya saya netralisir perasaan, baru akhirnya berani istikhoroh.
Saya cobain berbagai metode, termasuk metode al-quran seperti yang dilakukan mas hanif. FYI setiap orang punya caranya masing-masing, dan ini cara yang diajarkan oleh beberapa guru saya. Jadi awalnya kita sholat, terus berdoa gitu dan intinya di doa itu kita minta petunjuk ke Allah, bahwa kita itu maha nggak tau dan Allah maha tau segala, lalu kita sebutin hal apa yang mau kita cari jawabannya, waktu itu saya minta petunjuk tentang saya dan mas Hanif, kalo kita bersama, bagus apa engga buat agama saya, kehidupan saya.. dll dll (...pribadi men jadi ga di ceritain detail lah ahaha), terus setelah selesai berdoa, kita buka halaman quran secara random, lalu buka lagi 7 lembar setelahnya, dan kita lihat ayat ke 7 artinya apa. Kalo artinya yang baik-baik misalnya nih tentang syurga, kenikmatan, kemenangan, dkk insyaAllah itu jawabannya baik. Tapi kalo tentang neraka, perang, kegagalan, dkk bisa jadi itu kurang baik.
Dan masyaAllah, ketika saya lihat ayat ketujuh yang saya dapatkan, saya harus diam dulu sejenak sambil mikir 'kenapa ayat ini nggak asing ya? seperti pernah baca artinya?', lalu saya buka chat sebelumnya dengan mas Hanif dan saya mendapati bahwa kami mendapatkan ayat yang sama! Gimana ceritanya bisa sama padahal serandom itu bukanya. Saya juga dapat ayat yang isinya perintah menikah, dan ayat sekitarnya emang bahasannya tentang pernikahan semua. Seketika saya nangis, bukan nangis sedih sih, ini lebih nangis karena terkejut sampe nggak ngerti kudu ngerespon apa. Dan beberapa kali saya ulang-ulang lagi sholat dan buka qurannya, dapatnya ayat-ayat yang baik semua.
Sebenarnya hakikat utama istikhoroh adalah diberinya keyakinan. Dan istikhorohpun jangan cuma sekali aja, sejak kejadian itu, pas banget waktu pengajian di jelasin kalo kita harus istikhoroh sesering mungkin, setiap hari. Salah satu caranya dengan niatin sholat istikhoroh sekalian waktu kita sholat sunnah rawatib jadi niatnya di gabungin jadi satu "Usholli sunnatan badiatal duhri, wa taubati, wa istikhorohi lillahitaala", bisa ditambahin sama niat lainnya. Kenapa harus istikhoroh terus? Biar semua hal yang kita lakuin dibantuin Allah dalam pemilihannya. Pelan-pelan nggak tau datengnya dari mana saya dapetin yang namanya keyakinan itu. Tiba-tiba saya ngerasa kalo 'mungkin mas hanif orangnya'. Ada keyakinan dibalik ketidak tahuanku tentang sosok seperti apa dia. Saya bahkan nggak tau apakah dia bisa sebaik orang sebelumnya dalam mengatasi hal-hal menyebalkan dari saya. Karena kita kan belum kenal, dan.... saya mah kalo PMS bisa berubah jadi nye-be-lin akut. Saya nggak tau apapun, tapi keyakinan itu semakin tumbuh dengan sendirinya. Diikuti dengan segala hal yang berasa jadi mudah. Berasa semesta tiba-tiba merestui.
Waktu saya ngobrol sama mamah, meski awalnya beliaunya kayak agak gimana bayangin anak perempuannya mau menikah. Awalnya bilang "udah jangan dulu, nggak usah keduanya ghe". Tapi lupa gimana ceritanya tiba-tiba mamah sepertinya suka sama mas Hanif, dan setelah proses yang dilalui, tetiba arahnya jadi penerimaan. Pun ketika saya ngajak ngobrol sama papah saya (gantinya ngobrol sama alm. papa), beliau juga tiba-tiba mendukung. Rayhan ketika saya curhatin meski jawabnya sambil selo nemen dan guyon tok tapi ketika dia bilang 'mbak lihat orangnya dong', lalu saya tunjukin foto mas hanif, dia seketka bilang 'Wih mbak kok kayak papah ya!' (Papah disini maksut saya alm papa saya, bukan menyama-nyamakan sih tapi emang foto yang saya tunjukin secara style agak mirip, sayapun awalnya begitu kaget, kirain pemikiran pribadi eh kok ya rayhan ngerasa hal yang sama).
Nenek saya dari alm.Papa dulu sering ngewanti-wanti saya pas ngerti kalo cucunya ngebet nikah muda, dengan bilang 'Ghea nanti jangan nikah cepet-cepet yah. Dinikmati dulu aja masa mudanya. Berkarya dulu. Nikah itu nggak semanis cerita-cerita di family blog yang biasanya ghea tunjuikin (enaa ketauan deh kalo sering keracuni sama family blog yang dikemas begitu harmonis nan memupengkan).' Intinya nenek saya udah ngewanti-wanti buat ga buru-buru menikah. Jadi agak degdegan juga sih waktu mau ngabarin ada yang ngajak nikah itu. Tapi masyaAllah, ketika saya kerumah beliau dengan gelagat aneh dan berkali kali bilang 'ibuk ghea mau ngomong' tapi ga kunjung dapet start, beliau langsung nyela ' kenapa? Ada yang ngajak nikah ya?', tepat sasaran banget, langsung deh cerita panjang lebar. Dan setelah saya mengakhiri ceritanya, respon si ibu di luar dugaan "Ibuk terharu banget, ibuk setuju, setelah lihat fotonya dan ceritanya ibuk udah sayang sama calonmu. Udah di segerakan aja, niat baik jangan di tunda", Rasanya kayak................. beneran nih ibuk tanggapannya gitu? Di luar dugaan banget! Kenapa semesta tiba-tiba mendukung saya sama mas Hanif?
Keluarga saya biasanya untuk hal-hal kayak gini minta tolong istikhoroin ulama juga, entah itu kyai atau habaib. Oke, sebentar, mungkin banyak yang bilang 'namanya istikhoroh ya lakuin aja sendiri, kan kepentingannya sendiri'. Fine, semua orang punya caranya masing-masing yah. Tapi kalo di kebiasaan keluarga saya, secara pribadi saya istikhoroh berkali-kali, tapi kemudian juga minta tolong istikhoroin ke habib Soleh al-Aydrus. Kebetulan istrinya sahabat mama, awalnya kaget banget soalnya anaknya seumuran nih sama saya, tau saya udah minta istikhoroin masalah jodoh bikin kak ipa (sebutan untuk syarifa), menajdi kaget. Saya masih pengen diyakinin sekali lagi, minta tolong istikhoroin antara dua pilihan, si dia dan mas hanif. Kalo ada yang bilang "yaelah ghe, masa keputusan sebesar itu kamu serahin ke orang lain?", hmm mungkin menurutmu orang lain, tapi beliau insyaAllah merupakan kekasih Allah, yang doanya lebih cepet sampenya ketimbang saya yang masih banyak dosa ini. Toh saya juga udah ikhtiar sendiri kan, keputusan dari habib soleh jadi penambah keyakinan aja. Ketika keluar hasilnya, emang Ghea lebih pas ke mas Hanif insyaAllah. Pilihan yang super duper teramat sangat sulit loh, semuanya sama baiknya, tapi meski sama-sama baik bisa jadi kalo dijadikan pasangan jadi berbeda. Mungkin si 'dia' udah disiapkan Allah yang lebih baik dari Ghea, yang lebih bisa ngertiin dan ngelengkapin. Dengan bismillah, dibarengi keyakinan dan dukungan keluarga besar, saya membuat keputusan besar itu: Memberi lampu hijau ke mas Hanif buat dateng kerumah.
Keputusan yang saya setiap hari berdoa semoga itu adalah pilihan yang terbaik, yang nggak akan pernah saya sesali, keputusan yang semoga akan selalu saya pertanggung jawabakan. Kata Bunda (salah seorang anak kyai Masduki yang sering jadi tempat curhat keluarga karena kebijaksanaannya), "Mbak ghea, tentang jodoh ini emang misteri, manusia cuma bisa berikhtiar buat mecari tahu mana yang terbaik. Kalo udah istikhoroh dan hasilnya bagus, ya insyaAllah itu yang terbaik menurut Allah. Dan lagi mbak Ghea udah istikhroh ditambah sama Habib soleh juga, nggak main-main loh orang alim yang meng-istikhorohi. Mbak Ghea pasrah, serahin semua sama Allah. Dulu Bunda menikah juga bermodal istikhoroh dan kepetusan orang tua, nggak kenal loh. Cinta yang indah itu dibangun setelah akad. Pasrah dan percaya sama Allah, keputusan Allah itu selalu yang terbaik". Kurang lebih seperti itu wejangan Bunda yang dikirim ke saya via whatsapp waktu beliau sedang haji, nyempetin balesin chat dan nyempetin doa-doain.
Saya belajar banyak dari dua bulan awal kejadian ini terjadi. Kalo kadang manusia itu yang terlalu banyak berulah dan bikin hal-hal pemicu sakit hatinya sendiri. Saya sedih banget karena harus bikin keputusan yang mau nggak mau harus nyakitin pihak lain. Sering tetiba mikir, kalo aja dulu bisa membatasi, bener-bener lurus dan nggak balesin semua chat mungkin nggak berakhir jadi nyakitin orang lain dan diri sendiri. Tapi biar, nggak ada yang harus disesalin apalagi berandai balikin waktu kalo udah kejadian, tapi mikirin gimana bisa ambil ibrah dari apa yang udah terjadi.
Wihi, i already tell you a lot of story, its getting long, so i need to stop it now. Sebenernya sempat ragu banget harus ceritain begini apa engga, rasanya kok terlalu pribadi, tapi kalo disimpan sendiri ada beberapa pengalaman yang mau saya share biar tanpa harus ngerasain jadi saya orang bisa kebayang rasanya. Bahwa yang udah pacaran atau temen deketan lama itu belum tentu jodoh. Nggak usah kebanyakan bayangin dan ngobrolin hal-hal seputar masa depan bareng biar nggak sakit hati kemudian. Kan sering tuh, kalo udah ngerasa deket sama si A, pas nemu artikel tentang parenting misalnya, kemudian shre linknya dan di bahas bareng. Ketauilah bawa katanya cowok jadi ngerasa lebih special ketika diajakin ngobrol gitu (pengakuan beberapa sahabat saya). Jadi mari jaga hati sembari menunggu yang pas.
Buat mbak-mbak, ukhti ukhti, teteh teteh mending masa muda buat fokus bikin diri jadi punya value lebih dengan memperbanyak belajar apapun, termasuk belajar pelajaran pra-nikah (penting loh jangan ketawa haha kalo di Malang bisalah chat saya ntar saya ajakin ciyee), mulai belajar ilmu parenting, ilmu general, dan beragam hal lainnya. Kalo udah kepikiran jodoh langsung deh alihin ke hal-hal positif. InsyaAllah nanti pasti dateng kok 'laki-laki' yang emang serius.
Buat yang laki-laki, juga jangan sampe ngajak deket cewek kalo belum punya orientasi yang jelas. Kadang emang ngerasa 'ah kan cuma chat', tapi kalo udah nyaman? Jadi ketergantungan deh. Fokus aja menyiapkan diri dan masa depan, baru deh samperin orang tuanya. Saya sebagai cewek lebih melt ternyata sama yang begitu, yang langsung-langsung.
Tidak ada kisah sedih, sakit, dan perih yang sia-sia. Semua pasti berhikmah, semua telah diukur, dan tentunya semua pasti berlalu! Ngomongnya udah berasa pro banget, haha. Namanya juga blog pribadi, yang ditulis pun sudut pandang pribadi berdasarkan pengalaman pribadi. Semoga ada manfaatnya yah, udah yuk jaga jarak sebelum halal.
Mohon doa restunya semuanya, bismillahirrahmanirrahim....
nb : saya punya banyak banget draft seputar #newchapter, enaknya di lanjutin post apa dinikmatin pribadi aja yah di draft? hihi
Goodbyes are always hard. Whether it is your favorite childhood skirt, favorite toys, last bites of carrot cakes, favorite class in vocational high school, every single corner of the cafe you ever visited, your old friends that will be spreated with distance, or even a last chat
Goodbyes,
Are always hard.
But, with bismillah, lets welcoming the new chapter of life.
Jadi ati-ati buat siapapun yang lagi deket sama seseorang, di jaga hatinya. Jangan sampe ngerasain sakit yang sebenernya kita sendiri yang nyiptain kondisi itu. Saya baru menyadari alasan Allah nggak ngizinin hubungan kedekatan sebelum halal, ya ini nih. Ketika emang takdir kita orang lain, kita bikin rasa sakit buat diri kita sendiri. Sebenernya saya ragu buat share, takut terlalu pribadi. Tapi proses ini justru pelajaran beraharga banget buat saya, biar orang lain cukup bisa bayangin dengan baca ceritanya tanpa harus ngerasain sendiri. Saya yakin ada begitu banyak orang di luar sana yang sering mengaku nggak pacaran, tidak bersetatus, tapi dekat secara rutin dan membiasakan ada.
Saat kejadian saya nggak langsung bikin keputusan apapun, tapi kita berdua sadar untuk saling berusaha buat jaga jarak, buat memberi pembiasaan buat diri kalo emang kita nggak berjodoh, dan itu sulit banget awalnya, pasti. Ketika hampir setiap saat chat, diskusi bareng, nyeritain hal ga penting sampe bener-bener ga ada komunikasi. Tanpa ada pertengkaran sebelumnya dan dalam waktu yang sangat mendadak. It was a hard time for both of us.
Lalu dimulailah hari-hari galau berkepanjangan, hampir tiap hari saya nangis soalnya nggak tau kudu ngapain. Minggu-minggu mellow. Saya yang jarang banget nangis jadi diem dikit baper, bayangin A terus sedih, bayangin B sedih lagi, gitu aja mulu. Tiap abis sholat doanya sambil nangis-nangis, minta petunjuk sama Allah. Mau mutusin apapun berasa takut. Ini tentang hal penting loh, bukan cuma buat sehari dua hari tapi buat sepanjang hidup. Keputusan yang nggak bisa asal dibuat aja. Saya belum kasih jawaban apapun ke Mas Hanif, meskipun saya sendiri tau dia udah nunggu keputusannya. Sampe sekitar 2 minggu lamanya saya netralisir perasaan, baru akhirnya berani istikhoroh.
Saya cobain berbagai metode, termasuk metode al-quran seperti yang dilakukan mas hanif. FYI setiap orang punya caranya masing-masing, dan ini cara yang diajarkan oleh beberapa guru saya. Jadi awalnya kita sholat, terus berdoa gitu dan intinya di doa itu kita minta petunjuk ke Allah, bahwa kita itu maha nggak tau dan Allah maha tau segala, lalu kita sebutin hal apa yang mau kita cari jawabannya, waktu itu saya minta petunjuk tentang saya dan mas Hanif, kalo kita bersama, bagus apa engga buat agama saya, kehidupan saya.. dll dll (...pribadi men jadi ga di ceritain detail lah ahaha), terus setelah selesai berdoa, kita buka halaman quran secara random, lalu buka lagi 7 lembar setelahnya, dan kita lihat ayat ke 7 artinya apa. Kalo artinya yang baik-baik misalnya nih tentang syurga, kenikmatan, kemenangan, dkk insyaAllah itu jawabannya baik. Tapi kalo tentang neraka, perang, kegagalan, dkk bisa jadi itu kurang baik.
Dan masyaAllah, ketika saya lihat ayat ketujuh yang saya dapatkan, saya harus diam dulu sejenak sambil mikir 'kenapa ayat ini nggak asing ya? seperti pernah baca artinya?', lalu saya buka chat sebelumnya dengan mas Hanif dan saya mendapati bahwa kami mendapatkan ayat yang sama! Gimana ceritanya bisa sama padahal serandom itu bukanya. Saya juga dapat ayat yang isinya perintah menikah, dan ayat sekitarnya emang bahasannya tentang pernikahan semua. Seketika saya nangis, bukan nangis sedih sih, ini lebih nangis karena terkejut sampe nggak ngerti kudu ngerespon apa. Dan beberapa kali saya ulang-ulang lagi sholat dan buka qurannya, dapatnya ayat-ayat yang baik semua.
Ini foto yang dikirim sama mas hanif tentang ayat yang dia dapet waktu istikhoroh. Surat An-Nur Ayat 31 dan 32.
Dan ini yang saya dapet, dan sukses bikin super duper kaget
Waktu saya ngobrol sama mamah, meski awalnya beliaunya kayak agak gimana bayangin anak perempuannya mau menikah. Awalnya bilang "udah jangan dulu, nggak usah keduanya ghe". Tapi lupa gimana ceritanya tiba-tiba mamah sepertinya suka sama mas Hanif, dan setelah proses yang dilalui, tetiba arahnya jadi penerimaan. Pun ketika saya ngajak ngobrol sama papah saya (gantinya ngobrol sama alm. papa), beliau juga tiba-tiba mendukung. Rayhan ketika saya curhatin meski jawabnya sambil selo nemen dan guyon tok tapi ketika dia bilang 'mbak lihat orangnya dong', lalu saya tunjukin foto mas hanif, dia seketka bilang 'Wih mbak kok kayak papah ya!' (Papah disini maksut saya alm papa saya, bukan menyama-nyamakan sih tapi emang foto yang saya tunjukin secara style agak mirip, sayapun awalnya begitu kaget, kirain pemikiran pribadi eh kok ya rayhan ngerasa hal yang sama).
Nenek saya dari alm.Papa dulu sering ngewanti-wanti saya pas ngerti kalo cucunya ngebet nikah muda, dengan bilang 'Ghea nanti jangan nikah cepet-cepet yah. Dinikmati dulu aja masa mudanya. Berkarya dulu. Nikah itu nggak semanis cerita-cerita di family blog yang biasanya ghea tunjuikin (enaa ketauan deh kalo sering keracuni sama family blog yang dikemas begitu harmonis nan memupengkan).' Intinya nenek saya udah ngewanti-wanti buat ga buru-buru menikah. Jadi agak degdegan juga sih waktu mau ngabarin ada yang ngajak nikah itu. Tapi masyaAllah, ketika saya kerumah beliau dengan gelagat aneh dan berkali kali bilang 'ibuk ghea mau ngomong' tapi ga kunjung dapet start, beliau langsung nyela ' kenapa? Ada yang ngajak nikah ya?', tepat sasaran banget, langsung deh cerita panjang lebar. Dan setelah saya mengakhiri ceritanya, respon si ibu di luar dugaan "Ibuk terharu banget, ibuk setuju, setelah lihat fotonya dan ceritanya ibuk udah sayang sama calonmu. Udah di segerakan aja, niat baik jangan di tunda", Rasanya kayak................. beneran nih ibuk tanggapannya gitu? Di luar dugaan banget! Kenapa semesta tiba-tiba mendukung saya sama mas Hanif?
Keluarga saya biasanya untuk hal-hal kayak gini minta tolong istikhoroin ulama juga, entah itu kyai atau habaib. Oke, sebentar, mungkin banyak yang bilang 'namanya istikhoroh ya lakuin aja sendiri, kan kepentingannya sendiri'. Fine, semua orang punya caranya masing-masing yah. Tapi kalo di kebiasaan keluarga saya, secara pribadi saya istikhoroh berkali-kali, tapi kemudian juga minta tolong istikhoroin ke habib Soleh al-Aydrus. Kebetulan istrinya sahabat mama, awalnya kaget banget soalnya anaknya seumuran nih sama saya, tau saya udah minta istikhoroin masalah jodoh bikin kak ipa (sebutan untuk syarifa), menajdi kaget. Saya masih pengen diyakinin sekali lagi, minta tolong istikhoroin antara dua pilihan, si dia dan mas hanif. Kalo ada yang bilang "yaelah ghe, masa keputusan sebesar itu kamu serahin ke orang lain?", hmm mungkin menurutmu orang lain, tapi beliau insyaAllah merupakan kekasih Allah, yang doanya lebih cepet sampenya ketimbang saya yang masih banyak dosa ini. Toh saya juga udah ikhtiar sendiri kan, keputusan dari habib soleh jadi penambah keyakinan aja. Ketika keluar hasilnya, emang Ghea lebih pas ke mas Hanif insyaAllah. Pilihan yang super duper teramat sangat sulit loh, semuanya sama baiknya, tapi meski sama-sama baik bisa jadi kalo dijadikan pasangan jadi berbeda. Mungkin si 'dia' udah disiapkan Allah yang lebih baik dari Ghea, yang lebih bisa ngertiin dan ngelengkapin. Dengan bismillah, dibarengi keyakinan dan dukungan keluarga besar, saya membuat keputusan besar itu: Memberi lampu hijau ke mas Hanif buat dateng kerumah.
Keputusan yang saya setiap hari berdoa semoga itu adalah pilihan yang terbaik, yang nggak akan pernah saya sesali, keputusan yang semoga akan selalu saya pertanggung jawabakan. Kata Bunda (salah seorang anak kyai Masduki yang sering jadi tempat curhat keluarga karena kebijaksanaannya), "Mbak ghea, tentang jodoh ini emang misteri, manusia cuma bisa berikhtiar buat mecari tahu mana yang terbaik. Kalo udah istikhoroh dan hasilnya bagus, ya insyaAllah itu yang terbaik menurut Allah. Dan lagi mbak Ghea udah istikhroh ditambah sama Habib soleh juga, nggak main-main loh orang alim yang meng-istikhorohi. Mbak Ghea pasrah, serahin semua sama Allah. Dulu Bunda menikah juga bermodal istikhoroh dan kepetusan orang tua, nggak kenal loh. Cinta yang indah itu dibangun setelah akad. Pasrah dan percaya sama Allah, keputusan Allah itu selalu yang terbaik". Kurang lebih seperti itu wejangan Bunda yang dikirim ke saya via whatsapp waktu beliau sedang haji, nyempetin balesin chat dan nyempetin doa-doain.
Saya belajar banyak dari dua bulan awal kejadian ini terjadi. Kalo kadang manusia itu yang terlalu banyak berulah dan bikin hal-hal pemicu sakit hatinya sendiri. Saya sedih banget karena harus bikin keputusan yang mau nggak mau harus nyakitin pihak lain. Sering tetiba mikir, kalo aja dulu bisa membatasi, bener-bener lurus dan nggak balesin semua chat mungkin nggak berakhir jadi nyakitin orang lain dan diri sendiri. Tapi biar, nggak ada yang harus disesalin apalagi berandai balikin waktu kalo udah kejadian, tapi mikirin gimana bisa ambil ibrah dari apa yang udah terjadi.
Wihi, i already tell you a lot of story, its getting long, so i need to stop it now. Sebenernya sempat ragu banget harus ceritain begini apa engga, rasanya kok terlalu pribadi, tapi kalo disimpan sendiri ada beberapa pengalaman yang mau saya share biar tanpa harus ngerasain jadi saya orang bisa kebayang rasanya. Bahwa yang udah pacaran atau temen deketan lama itu belum tentu jodoh. Nggak usah kebanyakan bayangin dan ngobrolin hal-hal seputar masa depan bareng biar nggak sakit hati kemudian. Kan sering tuh, kalo udah ngerasa deket sama si A, pas nemu artikel tentang parenting misalnya, kemudian shre linknya dan di bahas bareng. Ketauilah bawa katanya cowok jadi ngerasa lebih special ketika diajakin ngobrol gitu (pengakuan beberapa sahabat saya). Jadi mari jaga hati sembari menunggu yang pas.
Buat mbak-mbak, ukhti ukhti, teteh teteh mending masa muda buat fokus bikin diri jadi punya value lebih dengan memperbanyak belajar apapun, termasuk belajar pelajaran pra-nikah (penting loh jangan ketawa haha kalo di Malang bisalah chat saya ntar saya ajakin ciyee), mulai belajar ilmu parenting, ilmu general, dan beragam hal lainnya. Kalo udah kepikiran jodoh langsung deh alihin ke hal-hal positif. InsyaAllah nanti pasti dateng kok 'laki-laki' yang emang serius.
Buat yang laki-laki, juga jangan sampe ngajak deket cewek kalo belum punya orientasi yang jelas. Kadang emang ngerasa 'ah kan cuma chat', tapi kalo udah nyaman? Jadi ketergantungan deh. Fokus aja menyiapkan diri dan masa depan, baru deh samperin orang tuanya. Saya sebagai cewek lebih melt ternyata sama yang begitu, yang langsung-langsung.
Tidak ada kisah sedih, sakit, dan perih yang sia-sia. Semua pasti berhikmah, semua telah diukur, dan tentunya semua pasti berlalu! Ngomongnya udah berasa pro banget, haha. Namanya juga blog pribadi, yang ditulis pun sudut pandang pribadi berdasarkan pengalaman pribadi. Semoga ada manfaatnya yah, udah yuk jaga jarak sebelum halal.
Mohon doa restunya semuanya, bismillahirrahmanirrahim....
nb : saya punya banyak banget draft seputar #newchapter, enaknya di lanjutin post apa dinikmatin pribadi aja yah di draft? hihi
Goodbyes are always hard. Whether it is your favorite childhood skirt, favorite toys, last bites of carrot cakes, favorite class in vocational high school, every single corner of the cafe you ever visited, your old friends that will be spreated with distance, or even a last chat
Goodbyes,
Are always hard.
But, with bismillah, lets welcoming the new chapter of life.
Baca Cerita #NewChapter lainnya
posted in
Sekitar bulan november tahun lalu, kebetulan saya diundang buat ikut suatu event di jakarta. Nah, karena Jakarta udah berasa rumah kedua, tempat dimana saya bisa 'pulang' ke temen-temen saya, sedari awal udah dengan sumringah saya susun plan buat nggak langsung pulang pasca acara tapi nyamperin nana buat bahas appleberry dan silaturahmu ke beberapa temen lainnya.
Tapi ternyata, pas banget di hari kedatangan saya, si Nana dan geng tebet lainnya (ciye main geng geng-an, astagaaaa) bilang kalo mereka mau ada acara bikin surprise buat ultahnya nisa. Mereka mah gitu, selalu bikin saya super envy karena tiap ada yang ultah selalu bikin tim hore buat bikin surprise. Saya pengen banget rasanya teleport ke jakarta sekejap buat ikutan dekor-dekor unyu dan haha hih bareng. Apalah daya, ini dunia nyata dan teleport ngga berlaku. Saya cukup bahagia lihat foto yang di share, malang-jakarta udah berasa dekat lewat foto. Bahagiamu bahagiaku juga pokoknya, lihat foto sumringahmu juga bikin aku yang nun jauh disana turut sumringah #menghiburdiri #biargasedih #biarkelihatanbaik #ehem
Alhamdulillah banget, lha ya kok pas saya ada jadwal ke Jakarta dan pas ada yang ultah.Waktu ditawarin join buat ngurus acara, saya dengan cerah ceria nan sumringah nge-iya-in. Yakali, dari lama udah pengen. Di malang nggak ada temen begini-beginian, nggak heran kalo saya semangat banget. Biasanya ketua party planner di handle oleh nana. Setiap orang kasih ide sih, cuma koordinatornya si nana. Rencana awal kita mau bikin surprise di hotel, karena dapet tiket murah gituu entah dari mana si susi, biasa mah dia jagonya nemu diskonan dan harga miring disana sini. Tapi last minutes kita baru tau kalo cara nuker vouchernya kudu pakek kartu kredit yang mana kita semua masih di bawah umur untuk 'mainan' satu itu. Yaudahlah, diganti di kamar si nisa aja, biar lebih kerasa hommy ahaha #pintercarialasan #biarteteupkeren
Sedari awal pas saya masih di Malang juga udah dikabari kalo temanya 'pajamas party ala ala'. Genit banget yang nentuin tema, sok budaya luar~ Tapi tak apalah. Nana juga ngingetin saya kalo waktu meetup bahas appleberry nggak mungkin banyak karena kita kudu ngurusin ultah nisyaaa. Noh nis, buat kamu apasih yang engga cobak.
Di acara kali ini kita masak pop corn sama bikin sate pancake. Bikinnya di kosan tebet yang udah jadi markas besar para ciwi ciwi berisik ini. Saya yang nggak pernah kos disana juga udah berasa itu kosan sendiri gara-gara dulu sering nyamperin Nana. Ohya, bikin pop cornnya pakek magic com loh! Saya random aja ngasih ide gitu biar nggak rebutan kompor, and it works men (yaiyalah ghe). Di kosan, kita bagi tugas, sebagian ngurus makanan dan sebagian bikin dekor. Sementara di luar kosan ada yang lagi ngalihin perhatian si nisya dengan karaokean dan adapula yang lagi nyiapin balon, tart dan lokasi (si masnya nisya tuh, ehem).
Beberapa jam menuju tengah malam, semua udah hampir ready. Makanan, dekor, dan kitanya udah siap buat menjalankan misi. Masih ada step terakhir yaitu ngerusuhin kamar nisya pakek dekorasi kita. Kebetulan kunci juga udah di tangan, jadi kita bisa akses ke kosan dan kamarnya secara langsung. Susi pun mesenin kita grab car yang nggak pakek lama udah ready aja di depan kosan. Lalu cus lah kami, saya rada-rada ngantuk, dan saya yakin si nana juga. Soalnya malam sebelumnya itu saya kudu naik bus dari jakarta ke tanggerang sendirian, terus ketemuan sama nana dan kita jalan-jalan di BSD yang biasanya dibangga-banggain sama nana, abis gitu masih acara begadang pula buat ngelarin website appleberry, eh paginya langsung bermotor ria ke jakarta buat nemenin nana kuliah, terus masih riweuh siangnya meetup sana sini, dan malemnya ngurus ultah. Tapi karena excited banget, si kantuk udah nggak bisa dirasa.
Sampe kosan, kita langsung ngedekor. Dan ini bagian epicnya. Kita kan ngga bawa banyak property yang sekiranya dapat mensulap kamar nisa jadi beda. Dengan begitu sok-rumah-sendiri kita obrak abrik kamar nisa buat nyari properti yang kita butuhkan. Kerudung-kerudung pasminanya kita sulap jadi tira-tirai, TV kita pindah, butuh jarum pentul ya asal aja di ambil, pokoknya lancang nan bodo amat. Kalo saya jadi nisya pasti awalnya terharu biru terus syok karena kamar udah nggak kayak biasanya. Mas fachrizal dan mas galih bagian niupin balon karakter yang begitu banyak itu. Efek si nisya dulu ternyata pernah ngode pengen gituan, dasar nisya genit wkwk. Mending tulisannya angka 21 doang, ini HAPPY BIRTHDAY dan angka 21. Ada berapa karakter coba? 15, semoga mas mas itu tidak gondongan atau segama macam yang berhubungan dengan itu.
Di tengah nyiapin acara saya kelaparan. Kurus-kurus gini laparnya tengah malam loh. Eh ternyata si dedek centil, eriska juga ngerasain hal yang sama. Ngacirlah kita ke mamang ketoprak di depan kosan dan beli 2 porsi yang ternyata pas di bawa ke kamar dilahap bareng-bareng. Ternyata pada laper, apalagi abis rempong bingitz. Setelah dapet kabar dari wungu kalo nisya udah otw, kita langsung ngabur ke lapangan kosong di deket kosan sambil heboh anetz, nunggu lumayan lama, dedek centil dan susi inisiasi buat foto-foto. Padahal lokasi gelap gulita. Pakek kamera depan pula, nggak ngebayangin deh ya hasilnyaaa, asal nggak ada yang ngikut aja sih (hihihi).
Terus pas nisya dateng ke kosan, kita denger teriakan lumayan hebat di malam hari. Dan kita berhamburan mau menuju kosan tapi sambil ngendap-ngendap dan sembunyi. Eh ternyata nisya tau dan nyamperin kita. Gimanapun kita tetep berusaha buat ngejaga volume suara biar nggak berisikin kanan kiri. Nisyanya mulai salting. Sok marah-marah karena kamarnya jadi be-ran-ta-kan, kata dia. Tapi sambil ngomel sambil salting sambil terharu. Awalnya dia emang kagum kamarnya jadi ada lampunya dan ada balon balon yang diharepin. Begitu tau itu pashmina yang pada baru di cuci bergelantungan indah, diapun syookkk wkwkwk. Maafin ya nisy, kita mah kalo bikin kejutan nggak setengah-setengah. Daripada dibilang sok baik dan sok so sweet, jadi ada bagian jahatnya juga gapapa lah. Ini ceritanya party planner kurang modal haha.
Terus udah deh, kita potong kue, foto-foto puluhan kali dengan beragam pose di kamar nisya yang super gerah berasa lagi sauna. Kalo saya kurus sepulang dari jakarta, mungkin alasannya adalah sauna di kamar nisya. Berebut oksigen banget deh di dalam kamar segitu diisi orang segini banyak, tapi bahagia. Kita makan kue, popcorn, pancake dan milo. Nggak lama karena udah supe gerah, kita keluar dan foto-foto lagi sambil ngobrol santai.
Ditengah bahagianya malam itu, saya inget besok kudu balik ke malang dan jauh lagi sama para trouble-maker-but-always-on-my-heart ini. Temen-temen yang siap sedia kalo butuh apapun, yang saling ngebackup satu sama lain cuma gara-gara pernah menuntut ilmu satu atap selama tiga tahun di malang beberapa tahun yang lalu. Nggak peduli dulunya kelas apa, yang namanya sekeluarga 'moklet' udah aja jadi sodara. Duh, semoga populasi anak moklet di malang semakin bertambah, terus kita bikin yuk acara gemas gemas begini hahaha.
Selamat ulang tahun nisya genit centil dan gemay yang hobi kiss kiss kesana kemari. Semoga semua harapanmu yang baik menurut Allah segera dikabulkan. Terimakasih kepada kalian semua buat malam hari bahagianya. Pokoknya kalo aku ultah, di tunggu di malang. Atau kalo ada event lain (ehem), kudu banget bikinin acara yang seru~
Bonus kompilasi foto-foto selfie dari HP yang super banyak itu, saya pilihin beberapa terus digabungin.
Di acara kali ini kita masak pop corn sama bikin sate pancake. Bikinnya di kosan tebet yang udah jadi markas besar para ciwi ciwi berisik ini. Saya yang nggak pernah kos disana juga udah berasa itu kosan sendiri gara-gara dulu sering nyamperin Nana. Ohya, bikin pop cornnya pakek magic com loh! Saya random aja ngasih ide gitu biar nggak rebutan kompor, and it works men (yaiyalah ghe). Di kosan, kita bagi tugas, sebagian ngurus makanan dan sebagian bikin dekor. Sementara di luar kosan ada yang lagi ngalihin perhatian si nisya dengan karaokean dan adapula yang lagi nyiapin balon, tart dan lokasi (si masnya nisya tuh, ehem).
Sisa pancake yang kita sikat sendiri, sebegini di makan rame-rame
Beberapa jam menuju tengah malam, semua udah hampir ready. Makanan, dekor, dan kitanya udah siap buat menjalankan misi. Masih ada step terakhir yaitu ngerusuhin kamar nisya pakek dekorasi kita. Kebetulan kunci juga udah di tangan, jadi kita bisa akses ke kosan dan kamarnya secara langsung. Susi pun mesenin kita grab car yang nggak pakek lama udah ready aja di depan kosan. Lalu cus lah kami, saya rada-rada ngantuk, dan saya yakin si nana juga. Soalnya malam sebelumnya itu saya kudu naik bus dari jakarta ke tanggerang sendirian, terus ketemuan sama nana dan kita jalan-jalan di BSD yang biasanya dibangga-banggain sama nana, abis gitu masih acara begadang pula buat ngelarin website appleberry, eh paginya langsung bermotor ria ke jakarta buat nemenin nana kuliah, terus masih riweuh siangnya meetup sana sini, dan malemnya ngurus ultah. Tapi karena excited banget, si kantuk udah nggak bisa dirasa.
Sampe kosan, kita langsung ngedekor. Dan ini bagian epicnya. Kita kan ngga bawa banyak property yang sekiranya dapat mensulap kamar nisa jadi beda. Dengan begitu sok-rumah-sendiri kita obrak abrik kamar nisa buat nyari properti yang kita butuhkan. Kerudung-kerudung pasminanya kita sulap jadi tira-tirai, TV kita pindah, butuh jarum pentul ya asal aja di ambil, pokoknya lancang nan bodo amat. Kalo saya jadi nisya pasti awalnya terharu biru terus syok karena kamar udah nggak kayak biasanya. Mas fachrizal dan mas galih bagian niupin balon karakter yang begitu banyak itu. Efek si nisya dulu ternyata pernah ngode pengen gituan, dasar nisya genit wkwk. Mending tulisannya angka 21 doang, ini HAPPY BIRTHDAY dan angka 21. Ada berapa karakter coba? 15, semoga mas mas itu tidak gondongan atau segama macam yang berhubungan dengan itu.
Di tengah nyiapin acara saya kelaparan. Kurus-kurus gini laparnya tengah malam loh. Eh ternyata si dedek centil, eriska juga ngerasain hal yang sama. Ngacirlah kita ke mamang ketoprak di depan kosan dan beli 2 porsi yang ternyata pas di bawa ke kamar dilahap bareng-bareng. Ternyata pada laper, apalagi abis rempong bingitz. Setelah dapet kabar dari wungu kalo nisya udah otw, kita langsung ngabur ke lapangan kosong di deket kosan sambil heboh anetz, nunggu lumayan lama, dedek centil dan susi inisiasi buat foto-foto. Padahal lokasi gelap gulita. Pakek kamera depan pula, nggak ngebayangin deh ya hasilnyaaa, asal nggak ada yang ngikut aja sih (hihihi).
Terus udah deh, kita potong kue, foto-foto puluhan kali dengan beragam pose di kamar nisya yang super gerah berasa lagi sauna. Kalo saya kurus sepulang dari jakarta, mungkin alasannya adalah sauna di kamar nisya. Berebut oksigen banget deh di dalam kamar segitu diisi orang segini banyak, tapi bahagia. Kita makan kue, popcorn, pancake dan milo. Nggak lama karena udah supe gerah, kita keluar dan foto-foto lagi sambil ngobrol santai.
Didepan kosan lagi ada pembangunan gedung pencakar langit, jam segini masih kerja aja lampunya nyala-nyala, lumayan bisa buat lighting eeeaaaa
Selamat ulang tahun nisya genit centil dan gemay yang hobi kiss kiss kesana kemari. Semoga semua harapanmu yang baik menurut Allah segera dikabulkan. Terimakasih kepada kalian semua buat malam hari bahagianya. Pokoknya kalo aku ultah, di tunggu di malang. Atau kalo ada event lain (ehem), kudu banget bikinin acara yang seru~
Bonus kompilasi foto-foto selfie dari HP yang super banyak itu, saya pilihin beberapa terus digabungin.
With love,
Ghea Safferina Adany
posted in
Salah satu tempat lain yang kita datengin waktu ke melaka adalah Malacca Straits Mosque, atau Mesjid Selat Malaka. Tempatnya dipinggir laut dan segeeer (...meski sedikit panas, tapi waktu kesana kemarin lagi agak mendung). Kita kesini dalam rangka sholat dzuhur dan ashar. Tapi karena saya sedang berhalangan jadinya nggak boleh masuk terlalu kedalam dan menghibur diri dengan asik foto-foto diluar. Ohya postingan kali ini nggak banyak cerita, banyakin gambarnya aja (dih ketauan lagi malas). Demi... segera terselesaikannya task posting hihi.
Dulu saya kira malaysia itu mirip sama indonesia, tapi ternyata beberapa hari disana saya ngerasa kalo malaysia jauh jauh lebih tertata dan bersih. Rasanya nyaman aja, lingkungan sekitar bersih, orangnya ramah-ramah banget, terus agamis banget gitu deh negaranya.
Waktu nungguin orang sholat ada "Malaka Duck Tours" lewat, awalnya mereka di daratan terus bisa nyemplung ke air juga. Jadi bisa jadi bus dan perahu, udah kayak bebek aja deh. Kemarin nggak sempet nyobain soalnya keburu ke acara lainnya. Karena saya udik awalnya kaget juga, loh loh kok dia ke deket laut, eh ternyata bisa ngapung ala ala perahu gitu
Ada kapal lucu di kejauhan, ohya saya selama di malaysia - singapura - thailand pakek kamera digital terus loh. Ternyata kalo pergi-pergi enak ya bawa kamera kecil, bisa foto sana sini tanpa kemudian jadi perhatian. SLR kesimpen terus di bus. Tau gitu nggak dibawa aja sekalian huhu. Makanya sekarang udah makin musim kan kamera mini-mini, mirrorless yang nggak ribet dibawanya tapi hasilnya kereen. Ini cuma poket canon, hasilnya sih lumayan, cek aja post-post sebelumnya juga pada pakek kamera yang sama hehe.
Nggak jauh beda sama mesjid yang ada di singapura yang waktu itu saya cerita ada banyak wisatawan, disini juga banyak banget yang datang. Ini rombongan dari korea, biar lebih sopan sebelum masuk harus pakek jubah dan kerudung. Dan lihat! Mereka jadi makin cantik yah.. Beberapa dari mereka waktu saya ajak ngobrol juga bilang intinya " I enjoy wearing this stuff, i feel so peace and had an unexplained feeling" (kurang lebih gitu sih, tapi kalo grammernya berantakan itu murni kesalahan saya).
Mungkin ghea di 20 tahun mendatang jadi begini, mamah mamah gahul. Kalo udah foto gini, siapa yang percaya kalo ini mamah saya huhu. Dan yang lebih ngegemesin, temen-temen saya lebih suka bilang saya yang tua dini ketimbang bilang mamah awet mudaa. "Kamu aja ghe yang boros, jadi kayak kakak adek-an sama mamahmu".... oke fine :'))Buibu rempong dan ini cuma sebagian kecil dari rombongan, mereka paling doyan manggil-manggil sambil heboh "Mbak gheaaaaa, ini artinya apa", "Mbak tolong settingkan hpkuu", "Mbak bantu bawa ini", "Mbak fotokan aku disini ya, eh disitu juga, disana juga!", "Mbak kamu tak jadikan anakku aja gimana?", "Mbak mau nggak punya mama mertua kayak aku?" dan sebagainya hahaha (abaikan dua kata-kata para ibu yang terakhir haha, tapi seriusan bebearpa bilang gitu sampe saya pingin ngakak)
Nggak ada yang motoin jadi selfie aja hihi, mirip nggak mirip nggak? Hihi
Foto gini biar apa ghe?
Besok-besok kalo saya kesini lagi bawa orang yang suka moto ah, kalo kemarin jadi saya muluh yang moto bukan difoto (ahahaha, mau banget ghe? dihhh)
Terakhir sebelum balik ke bus, saya kembali ngacir sama mama sebenetar buat nyobain beli minum di mesin. "Teh Ais Lemon" yang pas banget buat ngialngin dahaga (ciye bahasanya apaan banget) pasca jalan-jalan dekat pantai yang lumayan gerah.
Selamat malam minggu! Masih ada beberapa post lagi tentang rentetan perjalanan ini, semga segera rajin post buat lunasin janji ke diri sendiri.
With love,
ghea safferina adany
Sebenernya ini postingan lanjutan dari serial post beberapa bulan yang lalu (....atau satu tahun yang lalu ya?), cerita waktu diberi kesempatan sama Allah buat ikutan acara maulid di thailand, malaysia sama singapura. Tapi dulu yang saya post cuma tragedi sidik jadi di imigrasi malaysia, satu hari di singapura, sama sedikit cerita pas di thailand. Padahal, dari seminggu perjalanan itu paling lama saya di malaysia. Tapi belum saya post sama sekali. Ini tadi nggak sengaja rapiin folder di leptop, eh ketemu deh sama foto-fotonya, akhirnya berniat buat posting lagi. Biar saya inget sama moment-momentnya. Apalagi saya mah manusia biasa, ada kemungkinan untuk pikun. Biar nggak lupa, semangat nulis gheee (kemudian nari pom pom)
Tujuan perjalanan tahun lalu itu sebenernanya untuk acara agama gitu deh, silaturahmi ke pesantren, ziarah ke makam wali Allah, dan ngehadirin acara maulid nabi. Oleh karena itu, sedari awal pula sudah diingetin sama ketua rombongan bahwa kita musti nata mindset buat fokus ke tujuan, ngerapiin niat. Jangan berharap banyak jalan-jalannya biar nggak sedih atau kecewa. Biar niatnya lurus, perkara toh ntar dikasih jalan-jalan ya itu namanya bonus. Jadi saya udah nganggep kalo ntar pasti jalan-jalannya cuma sedikit, tapi gimanapun kudu bisa bikin happy versi sendiri.
Nah, agenda ke Malacca ini kami mau ngehadirin acara di suatu mesjid dari mulai sore sampe malam. Tapi, demi nyenengin ibu-ibu yang mau belanja, kami diajakin ke tempat yang populer dikalangan turis-turis. Dengan syarat, waktu belanja cuma 40 menit! Bus-pun berhenti di dekat pasar. Saya nggak ada minat belanja, dan lebih tertarik buat jalan-jalan ke tempat yang sebelumnya sempet dilewatin bus dan sudah menarik perhatian saya. Awalnya mau jalan sendiri gitu sih, kan seru get lost sendirian. Eh, nggak taunya mama mau nemenin agenda 'ngabur' sejenak dari rombongan buat explore malaka, apalagi tempat ini katanya masuk ke dalam The World Heritage City versi UNESCO. Makin sayanglah kalo dilewatin gitu aja. Daripada muterin pasar, saya mending memanfaatkan 40 menit buat ngelihat gimana sih sebenernya tempat ini.
Keluar sama rombongan emang gini, kudu pinter-pinter ngebuat jadi FUN. Kalo pas dikasih jatah waktu 40 menit, ya manfaatin waktu itu. Kalo punya plan sendiri ya tetep aja kudu mengacu pada jadwal bersama. Ini kali pertama loh saya kesana, belum pernah browsing juga jadi nggak punya gambaran kudu kemana dulu. Tapi yaudah sih selo aja, sok ngebiarin kaki mau kemana, dan nikmatin aja semua yang ditemuin di jalan. Sambil tetep memperhatikan estimasi waktu buat balik ke tempat semula. Lucu sih, dapet gereget tersendiri ketika berusaha semaksimal mungkin dapetin banyak tempat di waktu yang singkat. Quality time banget sama mama, kita bener-bener nikmatin moment kudu jalan cepat - foto kilat - lihat jam - beli barang dengan cepat - jalan semi lari. Alhamdulillah, puas datengin beberapa tempat meski cepet-cepetan.
Waktu kita balik ke bus, juga masih belum ketinggalan padahal menurut saya kami misah lumayan jauh loh. Orang-orang juga pada heran pas ngelihatin foto-foto saya dan mama yang udah kemana-mana. Pada protes karena nggak di ajakin ikut serta. Ehehe, maafkan. Abis semakin rame pasti ntar semakin lama. Apalagi saya suka tetiba berhenti buat moto hal-hal sepele. Waktu kemarin sih berasa lagi dating berdua gitu sama mamah, ga pengen di ganggu (ciyeee). Herannya meskipun singkat, saya berasa bener-bener nikmatin moment tersebut. Kalo saya inget-inget lagi pun masih tetep bahagia. Nggak tau kenapa, jarang loh begini.
Difoto dengan kamera digital dari dalam bus, abis ngelewatin ini langsung ngebatin 'kalo ntar bus berhenti ga jauh dari sini, saya mau mencar ah kesini sebentar'
Maunya sih mampir, tapi apakata... cuma 40 menit jadi kudu cepat cepat
Sebenernya muka lelah tapi senang, akibat jalan semi lari buat sampe kesini
my traveling partner, kapan kapan lagi yukk mah (biasanya sih kalo saya post foto mama di ig langsung ribut 'kok bukan kayak mamahmu ghe', kok kamu lebih tua ghe' dan kok kok lainnya. akumah..... ta-bah)
Yah begitulah, masih banyak sih destinasi di malaysia yang kita datengin. Belum lagi pengalaman tambahan karena di hari terakhir, ketika semua mau pulang, mendadak saya dapet info kalo ada 20 orang yang harus pulang besokannya lagi karena nggak dapet tiket pesawat, dan...... ada nama saya disebut. Bukannya bahagia bisa dapet tamabahan hari, pas itu karena udah lelah dan banyak kerjaan kantor nunggu, saya berasa pengen pulang aja. Sedih gitu. Apalagi mamah pulang duluan. Tapi, kalo sedih saya nggak dapet apa-apa dong, se-ma-ngat! Akhirnya sayapun senyam senyum berusaha bahagia dan nikmatin jatah satu hari tambahan. Bener aja, saya dapet pengalaman seru yang ntar di post di postingan terpisah aja.
Selamat hari jumat!
With love,
ghea safferina adany
Sabtu lalu, salah satu adek kelas saya semasa di telkom, yang juga sempet jadi temen sekamar jaman waktu di jakarta dulu nge-whatsapp saya, katanya dia mau cuti dan liburan pulang kampung terus mampir ke malang sehari buat main. Tentu saja saya langsung sumringah. Ngebayangin kedatangan si adek gemas menyebalkan tapi selalu bikin kangen, si Riza Savina atau lebih sering disebut-sebut dengan julukan 'keceng'. Padahal sepertinya badannya ga jauh beda sama saya, untung ga dapet julukan serupa. Nah, si keceng ini ngajakin main bareng pas dia ntar ke Malang, katanya sama beberapa temen-temen angkatannya (....yang artinya para adek angkatan saya).
Sehari sebelum hari H, ternyata yang mau ikutan di jalan-jalan hari sabtu itu lumayan banyak dan kesemuanya angkatan 20 (sementara saya 19). Hal tersebut bikin mendadak jadi pikir ulang mau ikutan apa engga. Sungkan men, berasa selundupan. Siapa elu ghe. Takut nanti saya nggak bisa berbaur dan jadi garing sendiri. Tapi keceng meyakinkan bahwa semua bakal baik baik aja dan dia ngasih beberapa patah kata yang bikin saya nggak bisa nolak, sayangnya kata mujarab anti penolakan tersebut nggak bisa saya share disini, bahayaaa~
Nah di hari H, ternyata kereta Keceng dan Herlin ada delay yang membuat jadwal mundul nan molor. Rencana pun dirubah sedikit, jadi saya dijemput duluan sebelum ke stasiun (rencana awal sih saya terakhir). Saya bisa lega pas waktu masuk mobil nemuin wajah-wajah familiar kayak rasyid (yang mana dia adek osis saya) dan oglek, yang dulu pernah main ke trenggalek bareng. Jadi ya ngalir aja ngobrol tipis-tipis pas awal berangkat sampe pas distasiun. Awal-awal saya udah ngerasa kalo keluar sama adek kelas ga serem-serem amat, mereka seruu.
Abis jemputin yang di stasiun kita jemput dewik dan...... selanjutnya nggak ngerti kudu kemana. Kita rencananya pikink sih tapi ramalan cuacah mengatakan bahwa bakalaan terjadi hujan. Perut yang kelaparan akhirnya bikin si bos (read: keceng) memutuskan bahwa destinasi pertama kita adalah bebek sinjay yang ada di sekitar karangploso. Ohya rombongan kita ada 8 orang loh.
Pas makan bebek kita diskusi tipis tentang tujuan selanjutnya. Mendung udah gelap banget dan gerimis lembut. Berasa udah nggak mungkin main di outdor atau picnic. Mulai deh cari-cari tempat yang sekiranya bisa buat have fun tapi indor. Kita juga mutusin buat jalan ke arah Batu sembari tetep mikirin kudu kemana.
Waktu di jalan, Beberapa orang pengen ke paralayang tapi semacam ga mungkin karena ujan. Si keceng pun banyak berdoa biar di paralayang terang, dan di sahutin sama rasyid sambil bercanda "iya ceng aku ikut percaya kok kalo di sana ga hujan..........", keceng langsung bahagia "makasih loh syid udah percaya", tapi ternyata rasyid kemudian ngelanjutin ".....iya nggak hujan, ....tapi badai!". Dan semua-pun ketawa. Tapi karena kita nggak punya tujuan, si pak supir tetep aja kekeuh nyetir sampe ke daearh paralayang, katanya sih paling engga bisa nunjukin letak paralayangnya. Tapi nggak tau gimana kita beneran ke paralayang, soalnya udah tinggal gerimis. Awalnya saya mikir ngeri banget abis ujan ke daerah situ yang jalannya agak licin dan sulit. Tapi toh si ogleek handal nyetirnya, kitapun selamat sampai di tujuan. Alhamdulillah
The girls, kelihatan seumuran kan? Tapi mesti mereka bilang "noo mbak ghe, nooo!". Padahal dari segi umur beberapa juga sepantaran, hiks
Adek kesayangan. Nyebelin sih. Lha tapi sayang, kudu pie? Yang paling blak-blakan kalo nasehatin saya. Kita mantan sekamar dan setempat tidur loh :p
Ternyata meski gerimis banyak juga orang yang datang kemari, lumayan rame. Apalagi abis itu ujannya terang, makin makin rame lagi deh. Dan.... kebetulan pemandangan dari paralayang lagi ada banyak awan-awan yang foto-able. Wihiii makin sumringah. Si keceng juga abis upgrade ke kamera idaman saya, makin gemas karena tiap moto, nggak perlu effort banyak hasilnya udah pas!.
Kita kemudian sholat ke mesjid depan alun-alun, tapi nggak pakek mampir-mampir soalnya si keceng dan herlin keburu di cariin keluarganya, maklum momen pulang kampung kan selalu dinanti sama yang dirumah. Yaudah kita balik ke malang, kali ini yang nyetir si randhy. Kita nganterin si keceng sama herlin ke stasiun sebelum pada akhirnya nganterin saya kerumah dan mulangin satu persatu.
Terimakasih banyak loh dedek-dedek gemash sudah di ajakin jalan. Ternyata nggak seseram bayangan saya keluar sama mereka, welcome banget. Seru dan nggak garing, obrolan juga nyambung aja sih. Apa gara-gara sama sama telkom ya? ah bodo amat penting satu almamater kan berarti satu sodara (apasih). Makasih bos keceng teraktirannya, randhy buat mobilnya yang kemudian dikotorin bekas becek dan udah jauh-jauh dari gersik-pasuruan, Oglek pak supir handal, Rasyid yang selalu bikin ketawa, dewik, kiki dan herlin. Kapan kapan mau loh di ajakin lagi :p Sukses ya kalian semua kerja dan kuliahnya ~
Kita kemudian sholat ke mesjid depan alun-alun, tapi nggak pakek mampir-mampir soalnya si keceng dan herlin keburu di cariin keluarganya, maklum momen pulang kampung kan selalu dinanti sama yang dirumah. Yaudah kita balik ke malang, kali ini yang nyetir si randhy. Kita nganterin si keceng sama herlin ke stasiun sebelum pada akhirnya nganterin saya kerumah dan mulangin satu persatu.
Terimakasih banyak loh dedek-dedek gemash sudah di ajakin jalan. Ternyata nggak seseram bayangan saya keluar sama mereka, welcome banget. Seru dan nggak garing, obrolan juga nyambung aja sih. Apa gara-gara sama sama telkom ya? ah bodo amat penting satu almamater kan berarti satu sodara (apasih). Makasih bos keceng teraktirannya, randhy buat mobilnya yang kemudian dikotorin bekas becek dan udah jauh-jauh dari gersik-pasuruan, Oglek pak supir handal, Rasyid yang selalu bikin ketawa, dewik, kiki dan herlin. Kapan kapan mau loh di ajakin lagi :p Sukses ya kalian semua kerja dan kuliahnya ~
Happy Weekend all!
ghea safferina adany
posted in
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons